tag:blogger.com,1999:blog-215988452024-03-08T10:49:59.650+07:00BUKA MULUTBuka mulut! Paling tidak, saat ini belum ada aturan yang secara tegas melarang orang untuk buka mulut (meski kadang-kadang pada kondisi tertentu ada juga larangan semacam itu). Karenanya mari kita manfaatkan kebebasan yang sangat minimal itu dengan sebaik-baiknya. Siapa tahu, suatu saat nanti justru dilarang! Buka mulut, dan bicaralah: Jangan cuma nguap! Bicara apa saja, untuk kebaikan, minimal bagi diri sendiri.Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.comBlogger204125tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-53779664833240668632013-07-25T01:44:00.000+07:002013-07-25T01:45:00.817+07:00Tata Danamihardja<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:Courier New, courier, monaco, monospace, sans-serif;font-size:12pt"><div>How o you do?</div><div>Hot news: <a href="http://www.ssembuzz.maiksoftware.nl/rfejg/wqhyz.php?Tata_Danamihardja">Yahoo news</a> <span style="text-decoration: underline;">glmb ibavqqt</span></div><div><span style="font-style: italic;">Tata Danamihardja</span><br></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-85454011813956419772011-09-29T10:40:00.001+07:002011-09-29T10:40:25.223+07:00Melahap Informasi dari Sindikasi Berita<P>Perkembangan teknologi, termasuk internet, semakin lama semakin memudahkan kita, khususnya dalam menyerap informasi. Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertai perkembangannya, akselerasi akses informasi oleh publik sangat dipengaruhi dan sekaligus didorong oleh kemajuan teknologi. </P> <P>Kalau dulu orang harus berlangganan lebih dari satu majalah atau koran agar tidak ketinggalan informasi, sekarang tidak lagi. Informasi yang masif dan murah bisa diperoleh lewat internet. Meski demikian, tetap saja diperlukan teknik yang cerdas untuk mendapatkan informasi tanpa harus membuka satu-satu berbagai situs yang dibutuhkan. Selain makan waktu, cara demikian juga tidak efektif dan melelahkan.</P> <P>Teknologi RSS (Really Simple Syndication) memudahkan Anda mengumpulkan informasi yang Anda butuhkan di satu tempat. Ini jelas sangat menghemat waktu Anda. Jika biasanya Anda browsing ke sana kemari, dengan teknologi ini Anda cukup duduk dan memilah informasi ringkas yang memang Anda butuhkan. Waktu yang biasanya digunakan untuk browsing mencari berita terbaru misalnya, bisa digunakan untuk melakukan hal lain. </P> <P>Browser yang beredar saat ini rata-rata dilengkapi dengan fitur untuk membaca RSS feed. Jika Anda menemukan situs yang menarik, Anda tinggal memasukan atau mencatat alamat RSS feed ke browser Anda. Dengan kata lain, Anda berlangganan informasi dari situs tersebut tanpa harus mengunjungi situsnya. Intinya, mengakses informasi dari berbagai situs di satu tempat: browser Anda.</P> <P>Bagaimana kalau ini juga masih menyita waktu Anda? Ada cara yang lebih mudah. Anda tidak usah meng-input sendiri alamat situs tertentu untuk dimasukkan ke dalam fitur RSS di browser Anda. Ada beberapa situs yang saat ini memang mengkhususkan diri dalam mengumpulkan berbagai RSS (feed) di satu tempat. Anda tinggal mengakses situs tersebut, dan yang perlu Anda lakukan hanyalah mengecek dan memilah mana informasi yang Anda butuhkan. Jadi tak perlu lagi merambah (browsing) ke sana ke mari. Cukup memonitor di satu tempat. </P> <P>Jika Anda tidak mau ketinggalan berita terbaru misalnya, Anda bisa mencoba mengunjungi situs Beritaku (<A href="http://www.facebook.com/beritaku">http://www.facebook.com/beritaku</A>). Di sini tersedia berbagai informasi dari puluhan media berita online terkemuka (detik, metro, media indonesia, kompas dll.). Anda bahkan bisa menonton berita televisi (TVOne, SCTV dll.) atau mendengarkan radio (BBC, Elshinta, Radio Nederland dll.) di mana pun Anda berada, dengan catatan ada koneksi internet tentunya.</P> <P>Jika Anda penggemar sepakbola, Anda tinggal mengakses situs Info Bola (<A href="http://www.facebook.com/infobola">http://www.facebook.com/infobola</A>...). Di situs ini, semua informasi tentang sepakbola dalam dan luar negeri tersedia secara gratis untuk Anda. Ingin mendalami Islam? Coba berkunjung ke situs 6666 Ayat Suci (<A href="http://www.facebook.com/6666AyatSuci">http://www.facebook.com/6666AyatSuci</A>). Bahkan untuk urusan informasi lowongan pekerjaan pun tidak sulit. Buka saja situs Lowongan Kerja (<A href="http://www.facebook.com/lowongankerja">http://www.facebook.com/lowongankerja</A>). Selain lowongan kerja yang di-update setiap hari, Anda juga bisa memperoleh berbagai tips seputar karir dan pekerjaan. Kalau Anda mencari-cari tips unik, silakan cari di Tips Unik (<A href="http://www.facebook.com/tipsunik">http://www.facebook.com/tipsunik</A>).</P> <P>Kesimpulannya, informasi bisa diperoleh dengan mudah saat ini. Dan ingat, ini adalah abad informasi. Siapa yang memiliki informasi, maka dialah yang lebih berpeluang menggenggam sukses. Manfaatkan kemudahan teknologi secara maksimal, jangan malah sebaliknya: Anda dimanfaatkan oleh teknologi. Biarkan situs-situs tersebut mencari dan mengumpulkan semua informasi untuk Anda. Sebab Anda pantas untuk mendapatkan yang terbaik. Dan yang termudah tentunya. (28092011)</P> <P>Tata Danamihardja �2011</P> <P>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh isi tulisan ini dengan syarat menyebutkan nama penulis dan tautan ke tulisan ini.</P><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-87145302198257117032011-03-18T22:20:00.000+07:002011-03-18T22:15:37.464+07:00'MEMBACA' PUISI<DIV>oleh: <STRONG>Tata Danamihardja</STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>'Membaca' puisi yang saya maksudkan di sini adalah merasakan, menikmati dan menilai sebuah puisi. Jadi, bukan membaca dalam arti mendeklamasikan puisi. Jangan pernah mengharapkan saya akan membedah secara teoretis soal itu, sebab dalam hal ini saya tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Yang saya lakukan hanyalah berbagi dengan Anda tentang apa yang saya lakukan dalam 'membaca' sebuah puisi, baik itu karya orang lain maupun tulisan sendiri. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Karena saya tidak berlatarbelakang pendidikan sastra, maka yang pertama bermain adalah rasa. Maksudnya porsi terbesar yang mempengaruhi penilaian saya adalah rasa, dan bukan segala teori yang tidak saya kuasai dan belum pernah saya pelajari. Apakah kata-katanya mengalir? Biasanya saya merasa agak terganggu dengan kata-kata yang terlalu hebat meloncat-loncat, atau perpindahannya terlalu tajam dari satu simbol ke simbol yang lain. Ini bukan soal bagus atau jelek, melainkan hanya soal pilihan. Dan secara pribadi, hingga saat ini saya lebih memilih sesuatu yang tidak terlalu menyentak-nyentak. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Yang berikutnya adalah soal diksi atau pilihan kata. Dalam menulis puisi, saya lebih suka menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang tidak terlalu asing bagi orang kebanyakan seperti saya. Jika Anda mengenal lagu-lagu Chrisye yang ditulis oleh Guruh di tahun 80-an, syairnya banyak mengandung kata-kata dari bahasa Sanskerta. Meski secara keseluruhan saya sangat menyukai lagu-lagunya, tapi tetap saja bagi saya pilihan katanya adalah sebuah kegenitan. Perhatikan misalnya kata-kata dalam lagu <STRONG>Smara Dahana</STRONG>:<BR> <BR><EM>Ratih dewi, citra khayalku prana, dalam hidupku...</EM></DIV> <DIV><EM>Andhika dewa, sirna duli sang smara, merasuk sukma...</EM> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Jujur, hingga saat ini saya hanya bisa menebak-nebak makna dari kata-kata tersebut. Puisi memang harus membuat orang berpikir, merenung, menjelajahi kedalaman makna. Tapi tentu tidak perlu sampai membuat orang mencari-cari toko buku yang menjual kamus Sanskerta :) </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Familiar dengan lagu-lagu Iwan Fals? Perhatikan lirik-lirik lagunya yang bersahaja dan jarang mengada-ada. Meski tak pernah dijuluki penyair, saya memandangnya sebagai penyair. kata-katanya puitis dan menawarkan hal-hal yang baru. Membandingkan mata yang bulat indah dengan bola pingpong (dalam lagu Mata Indah Bola Pingpong) misalnya, bagi saya adalah simbolisasi yang baru dan orisinal. Saya juga tercengang dengan cara dia membandingkan (maaf) pantat dengan salak raksasa dalam lagu Guru Zirah. Seumur-umur, saya baru mendengar perbandingan yang seperti itu. Anehnya, apa yang dia lakukan tetap terasa wajar dan tidak mengada-ada. Makanya saya katakan dia menawarkan sesuatu yang baru.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Kalau soal puisi yang dijadikan lagu, maka Ebiet G. Ade adalah favorit saya. Dia memang penyair yang kebetulan diberi kelebihan lain: suara yang indah. Dia bahkan mampu menyajikan erotisme dalam bahasa yang halus, puitis dan santun dalam syair lagu <STRONG>Cinta di Kereta Biru Malam</STRONG>: </DIV> <DIV> </DIV> <DIV><EM>Semakin dekat aku memandangmu,<BR>semakin tegas rindu di keningmu<BR>Gelora cinta membara di pipimu<BR>Gemercik hujan di luar jendela<BR>Engkau terpejam bibirmu merekah<BR>mengisyaratkan hasrat di tanganmu</EM></DIV> <DIV><EM>Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku<BR>Penahan dingin di kereta Biru Malam<BR>Kau nyalakan gairah nafsuku, kau hela cinta di dadaku<BR>hm..</EM></DIV> <DIV><EM>Kau ciptakan musik irama tra la la la la la la<BR>Kau ciptakan gerak irama tra la la la la<BR>Kau ciptakan panas irama tra la la la la la la<BR>Kau ciptakan diam irama tra la la la la ha ha ha ha<BR>la la la la hm hm la la la la hm hm la la la la </EM></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bahkan bait ketiga yang sesungguhnya merupakan bagian 'paling panas' dituliskan Ebiet dengan simbol-simbol yang justru paling halus. Hebatnya, kata-kata yang dipilihnya justru kata-kata yang sederhana dan sering kita temukan dalam keseharian. Jauh dari kesan genit dan pamer. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Kembali ke soal 'membaca' sebuah puisi, yang tidak kalah pentingnya bagi saya adalah soal menuliskan kata dengan benar. Ini penting bagi saya untuk membantu memudahkan dalam memahami makna secara keseluruhan. Logikanya, bagaimana kita bisa memahami makna puisi dengan baik jika kita masih harus disibukkan dengan memikirkan ejaan yang salah, kata-kata yang disingkat dll. Paling tidak, agar tulisan kita bisa dinikmati dengan baik, kesalahan-kesalahan seperti ini harus ditekan seminimal mungkin. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Terakhir, yang harus menerus saya katakan berulangkali, ini bukan tutorial apalagi teori yang wajib Anda patuhi. Saya bukan orang yang pantas untuk melakukan itu. Apa yang saya tuliskan di sini hanyalah apa yang ada di dalam otak saya saat ini, berdasarkan apa yang saya serap dari apa yang ada di sekitar saya. Apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, apa yang saya baca, apa yang saya alami, apa yang saya pahami. Jadi bisa saja ada benarnya, tetapi yang pasti akan sangat banyak salahnya. Dan perkara dibaca orang atau tidak, sejujurnya itu sama sekali bukan urusan saya. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Maka jika Anda sudah terlanjur membaca sampai di sini, Anda tak perlu menjadi ragu atau takut untuk menulis sesuatu. Bahkan kalau Anda sama-sama pemula seperti saya, harusnya kita menjadi lebih terdorong untuk mencoba hal-hal baru tanpa rasa takut. Toh yang membaca kan kita-kita juga. Saling berbagi, baik langsung atau tidak, akan membuat proses belajar menjadi lebih cepat dan menyenangkan. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Ayo terus menulis! </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>17/02/2011</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Tata Danamihardja © 2011</STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan sumbernya serta menyertakan link yang mengacu ke posting ini.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-26454475570954191402011-02-19T02:32:00.000+07:002011-02-19T02:26:43.382+07:00SUNDA BITEL: THE BEATLES LOCALIZATION<DIV> </DIV> <DIV>In the era of global village, localization seems to be a must. Many global businesses have done this to push their sales. When you do some business in foreign country, you have to localize your products so that your local consumers understand them in their local taste. One of the way to localize is to promote your product in local language.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>But you see, I'm not talking about business or promotion. Moreover, this is about The Beatles which is no need promotion in such a way anymore. They have been famous all over the globe. So, what I'm gonna talk about is non-commercial localization of the Beatles' songs. And this is done by an Indonesian group called <STRONG>Sunda Bitel</STRONG>. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>The name of the group itself is localized. Bitel [beetl] seems to be a common pronunciation of Beatles in Indonesia. This group consists of four Sundanese people, a second biggest tribe among various existing tribes. Then they name the group <STRONG>Sunda Bitel</STRONG> meaning <STRONG>Sundanese Beatles</STRONG>.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>They actually play The Beatles songs in Sundanese language. Uniquely, the songs sounds similar with the original (English) version because they don't translate the songs. They only transfer similarity of pronouncing. For instance, <STRONG>I'll Follow The Sun</STRONG> is localized to be <STRONG>Ka Toko Hasan</STRONG>. It has no relation at all in meaning but sounds very similar. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>So far, they have localized more than forty songs. And it is interesting to find an alternative way in listening to great Beatles' songs. To hear how Sunda Bitel sings The Beatles songs in Sundanese language, please visit <A href="http://www.facebook.com/sundabitel">http://www.facebook.com/sundabitel</A>. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Tata Danamihardja © 2011</STRONG></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-24510168127894064182010-11-21T08:56:00.000+07:002010-11-21T08:58:25.005+07:00BERBURU TEMAN<DIV>Agak ngeri ya mendengarnya? Tapi tentu saja berburu di sini tidak seperti berburu di hutan. Tidak ada darah, tidak ada tembakan. Ini hanya istilah saya saja, melihat banyaknya orang yang berlomba-lomba menambah jumlah teman dalam friend list mereka di Facebook. Cuma kaget saja, soalnya orang yang bukan siapa-siapa, bukan artis, bukan selebritas, bisa memiliki ribuan teman dalam friend list mereka dalam waktu sekejap :)</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tapi bukankah peribahasa mengatakan memiliki 1000 teman masih kurang, dan memiliki musuh satu sudah terlalu banyak? Betuul, saya sangat setuju dalam hal ini. Tapi mari kita coba melihatnya secara lebih jernih. Jika dalam friend list Anda terdapat 1000 nama, kenalkah Anda dengan mereka semua? Maksud saya apakah Anda mengenalnya secara dekat layaknya seorang teman di dunia nyata? Silakan dijawab secara jujur dan tak perlu diucapkan. Simpan saja jawabannya dalam hati.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Saya tidak menafikan kenyataan bahwa banyak di antara teman-teman saya di dunia maya yang ternyata juga berkembang menjadi teman baik saya di dunia nyata. Tapi jika diprosentasikan, jumlahnya tidak lebih dari 10%. Sisanya adalah teman-teman lama ditambah teman-teman yang sekedar kenal nama, sekedar teman untuk ber "say hello", serta berbasa-basi alakadarnya. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Lalu apa salahnya dengan hal itu? Sudah tentu tidak ada yang salah. Bukankah tadi juga sudah saya katakan bahwa memiliki 1000 teman itu masih kurang? Yang salah adalah jika menambah jumlah teman dalam friend list menjadi tujuan, demi mendapatkan pujian bahwa kita memiliki banyak teman, bahwa kita populer, bahwa kita terkenal, dsb. Jika Anda memiliki banyak teman karena sifat Anda membuat senang banyak orang, itu sebuah anugerah. Tetapi jika Anda berburu teman, meng-'add' orang secara membabi buta, maka dengan sangat menyesal Anda saya masukkan ke dalam kategori 'gila hormat', gila popularitas, norak, dan seterusnya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Saya jadi teringat ketika pertamakali ngeblog beberapa tahun lalu. Saya ngeblog di blogspot, yang waktu itu masih versi lama. Blogspot memang tidak dirancang sebagai social network, dan lebih cenderung menjadi jurnal pribadi untuk menyalurkan keinginan menulis. Meski demikian, para pengguna blogspot juga, seperti juga di dunia nyata, berinisiatif mengembangkan sendiri jaringan sosial. Caranya tentu serba manual, karena situs blog ini memang tidak diperlengkapi dengan tool untuk menciptakan network.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Jika kita tertarik dengan tulisan seseorang di blog lain, dan ingin menjadikan pemilik blog itu sebagai teman, biasanya kita memperkenalkan diri terlebih dahulu, baik melalui komentar di blognya, mau pun lewat email. Setelah itu baru kita mengutarakan niat kita untuk menambahkannya di blog roll kita. Seolah ada semacam kesepakatan tidak tertulis, orang yang namanya kita tambahkan di blog kita juga akan akan menambahkan nama blog kita di blog roll miliknya. Istilahnya adalah reciprocal link. Cara ini, selain mempererat pertemanan, juga dipercaya akan meningkatkan indeks blog masing-masing pada mesin pencari. Jangan lupa pula, proses menambahkan teman ke blogroll ini juga dilakukan secara manual.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Barangkali karena caranya yang agak ribet tadi maka pertemanan yang terjalin dengan cara ini lebih terasa erat. Hal yang sama juga terjadi jika kita menggunakan blog di wordpress, blogsome, atau yang lainnya. Baru setelah itu muncul blog dengan pendekatan social networking semacam Friendster atau juga Multiply. Meski proses menambah teman menjadi lebih mudah, namun penekanan utamanya masih lebih kepada fungsi blog sebagai jurnal pribadi. Memelihara kualitas konten masih menjadi 'dagangan' nomor satu. Maksud saya, semakin bagus dan menarik tulisan-tulisan kita, semakin mudah pula kita mendapatkan banyak teman.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Seiring perkembangan, muncullah apa yang dinamakan micro-blogging. Maksudnya kurang lebih ngeblog tapi isinya sangat ringkas. Kalau blogging konvensional melakukan update seminggu sekali saja sudah bagus, maka dengan micro-blogging update bisa dilakukan nyaris setiap saat. Dulu saya merasa nggak pede kalau menulis di blog hanya 10 atau 20 kalimat, dalam micro-blogging kita justru didorong untuk menulis sedikit saja. Micro-blogging ini dipopulerkan oleh antara Twitter dan Facebook. Selain menulis ringkas, micro-blogging ini juga difasilitasi dengan cara menambah jaringan (baca: teman) yang serba mudah dan otomatis. Tak ada lagi proses manual dalam menambah teman ke dalam friend list kita. Tinggal klik, semuanya beres.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Barangkali karena kemudahan inilah, maka kita sering menemukan apa yang saya sebut sebagai pemburu teman. Saya menduga bahwa tidak ada yang mereka lakukan selain menambah jumlah teman dalam friend list mereka. Anehnya, mereka yang tergolong pemburu teman ini sebagian besar adalah pemain baru, yang tidak pernah merasakan susahnya menambah teman di era blogging konvensional. Mereka yang sudah lama ngeblog kelihatannya malah tidak terlalu antusias untuk menambah friendlist mereka. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Lalu apakah kita tidak boleh menambah teman? Tentu saja sangat boleh. Semakin banyak teman, semakin berharga hidup kita di dunia ini. Yang penting, jangan menambah teman hanya untuk memajang nama mereka demi popularitas kita, agar dipuji sebagai orang yang memiliki banyak teman. Memiliki sedikit teman dengan kualitas pertemanan yang baik, akan lebih bermanfaat. Namun yang terbaik tentu saja jika kita memiliki banyak teman, dengan kualitas pertemanan yang juga baik, dan bukan sekedar teman yang dimanfaatkan untuk dipajang dalam friendlist kita.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tulisan ini juga bisa Anda baca di <A href="http://www.facebook.com/kangtata/">http://www.facebook.com/kangtata/</A> </DIV> <DIV>Versi podcast bisa didengarkan di: <A href="http://www.facebook.com/pages/Tatas-Podcast/165669033459229">http://www.facebook.com/pages/Tatas-Podcast/165669033459229</A></DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Copyright 2010 - Tata Danamihardja</STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan sumber dan nama penulis. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-38935850499652180852010-11-09T04:06:00.000+07:002010-11-09T04:07:39.769+07:00Pahlawankah Kita?<DIV>oleh: Tata Danamihardja</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Apa sih definisi pahlawan? Jawabannya mungkin akan sangat beragam. Tapi buat saya sederhana: orang yang berjasa. Itu saja. Ya, itu saja, tanpa embel-embel ini itu. Jadi, pada prinsipnya, semua orang bisa jadi pahlawan. Orang tua yang membesarkan kita, tetangga yang sering membantu kita, para guru yang telah mengajar kita, teman-teman yang telah menyenangkan kita, tukang becak yang mau-maunya mengantar kita, sopir angkot yang menolong kita merasakan nikmatnya naik mobil tanpa harus membeli, dan sebagainya. Bahkan saya pun menjadi pahlawan bagi saya sendiri, karena saya berjasa telah berusaha menjadikan diri saya seperti sekarang ini. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Siapa bilang pahlawan itu tanpa pamrih, tanpa mengharapkan apa-apa? Yang tidak pernah mengharapkan balasan hanya Allah Swt. Sementara manusia, sekecil apa pun pasti mengharapkan akibat yang baik dari apa yang dilakukannya. Bukankah berharap timbulnya akibat baik dari apa yang kita lakukan adalah pamrih? Saya mencari uang dengan harapan bisa bertahan hidup, tetap sehat, dan tidak tergantung kepada orang lain. Orang tua membesarkan kita dengan harapan anak-anaknya bisa mandiri dan hidup layak. Tukang becak mengantar kita, sudah jelas berharap dibayar, karena jika tidak, mana mau mereka mengantar kita sampai napasnya ngos-ngosan? Bahkan kita beribadah pun pasti dengan harapan - minimal- ibadah kita diterima.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Jadi secara prinsip, setiap orang adalah pahlawan. Yang membedakannya adalah kualitas dari kepahlawanan seseorang, berdasarkan pada akibat dari tindakan yang dilakukannya. Semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya, semakin tinggi pula tingkat kepahlawanannya. Orang tua saya mungkin bukanlah pahlawan bagi Anda, karena apa yang mereka lakukan tidak memberi manfaat apa-apa bagi diri Anda. Sebaliknya, bagi saya mereka adalah pahlawan besar karena telah menjadikan saya seperti sekarang ini. Para pejuang kemerdekaan adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Sebaliknya, bagi negara-negara yang menjajah kita, mereka adalah musuh yang harus ditumpas habis.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Maka, ketika gelar pahlawan menjadi sesuatu yang harus disahkan secara seremonial formal oleh penguasa, bagi saya pribadi hal itu merupakan penurunan derajat makna pahlawan. Apalagi jika yang terjadi adalah mengusulkan gelar pahlawan demi kepentingan politik, atau kepentingan-kepentingan dangkal lainnya. Mohammad Toha yang sampai sekarang tidak diakui negara sebagai pahlawan nasional, buat saya dan mungkin sebagian orang tetap seorang pahlawan. Kontribusinya bagi kemerdekaan Indonesia rasanya tak perlu diragukan lagi. Soal negera mengakui atau tidak, itu persoalan yang berbeda.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Makanya saya setuju dengan sikap Sultan Yogya yang menyatakan menolak gelar pahlawan bagi Sri Sultan Hamengkubuwono IX jika prosesnya adalah melalui pengajuan usulan dari keluarga. Pahlawan adalah pahlawan. Diakui negara atau tidak, tetap pahlawan. Meminta gelar pahlawan kepada pemerintah persis seperti kelakuan pengemis yang meminta sedekah. Pahlawan yang sesungguhnya hanya melakukan apa yang mereka anggap bisa mendatangkan kebaikan bagi sebanyak mungkin orang. Dan satu-satunya pamrih yang diharapkan pahlawan sejati adalah keridlaan Allah Swt.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Selamat merayakan Hari Pahlawan, sambil merenungkan apa yang sudah kita lakukan hingga saat ini. </DIV> <DIV><BR>Versi audio bisa Anda dengarkan di: <A href="http://www.facebook.com/pages/Tatas-Podcast/165669033459229">http://www.facebook.com/pages/Tatas-Podcast/165669033459229</A></DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Copyright 2010 - Tata Danamihardja</STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan nama penulis serta sumbernya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-173837841780643442010-10-28T22:39:00.000+07:002010-10-28T22:40:17.796+07:00Sumpah Pemuda dan Semangat Kekinian<DIV>oleh: Tata Danamihardja</DIV> <DIV><EM></EM> </DIV> <DIV><EM>Pertama. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.</EM></DIV> <DIV><EM>Kedoea. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.</EM></DIV> <DIV><EM>Ketiga. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</EM></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Begitulah bunyi Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Aksi monumental ini merupakan wujud kesadaran berbangsa dan bernegara yang mencerminkan keluhuran sikap toleransi berbagai elemen bangsa. Betapa tidak, unsur-unsur kepemudaan yang berangkat dari berbagai latar belakang suku, agama, dan kepentingan menyatukan tekad untuk bernaung dalam satu wadah yang belakangan disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bayangkan, betapa hebatnya manusia-manusia belia saat itu. Mereka mampu mengesampingkan kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan demi mencapai tujuan kolektif yang lebih besar. Pertentangan berbagai kepentingan di level bawah diselesaikan dengan cara yang sangat elegan. Jika tidak, mungkin saat ini kita tidak tinggal dalam sebuah negara yang namanya Republik Indonesia.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Sayangnya kearifan tingkat tinggi yang ditorehkan dalam sejarah itu tak lagi diteladani dalam konteks kekinian. Yang terpapar dalam pandangan keseharian kita saat ini justru kebalikannya. Kepentingan pribadi menjadi panglima dengan berlindung di balik tameng hak azasi. Para penyelengara kekuasaan menciptakan wilayah bermain sendiri. Onani politik yang hanya mengejar kepuasan pribadi dan golongan menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kita kebingungan mencari teladan yang bisa dijadikan panutan. Kepercayaan terhadap para pemimpin yang bertahta di menara gading melorot drastis hingga ke titik nadir.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tidak adanya teladan yang patut menjadi panutan berimbas pada cara pandang generasi muda secara general. Mereka teralienasi pada dunia mereka sendiri. Sikap apatis terhadap kondisi di sekitarnya telah menjadikan mereka sibuk memanjakan diri demi pencapaian hasrat hedonis yang ditularkan dari kondisi keseharian yang terserap oleh pikiran bawah sadar mereka. Gaya hidup mewah yang dipertontonkan para pemimpin diam-diam mengerogoti nilai-nilai asali yang mereka anut. Kaya secara lahiriah sudah menjadi obsesi, dan menjadi sesuatu yang wajib dicapai dengan cara apa pun. Jika para pemimpin bisa kaya dengan cara korupsi dan menyelewengkan uang rakyat, kenapa pula mereka tidak bisa meraihnya dengan cara yang kurang lebih sama?</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Kondisi yang kita hadapi saat ini sudah sedemikian parahnya sehingga perlu langkah-langkah konkrit untuk membenahinya. Memulai dari diri sendiri adalah cara yang paling rasional. Kembali pada nilai-nilai dan semangat Sumpah Pemuda menjadi sebuah keniscayaan. Merenung, menahan diri, dan mengaplikasikan hasil kontemplasi yang jujur adalah kuncinya. Selalu bertanya pada hati nurani adalah sebuah kearifan yang bisa dilakukan oleh siapa pun, sepanjang ada niat untuk berlaku dan bertindak jujur. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tapi itu saja sudah barang tentu tidak cukup. Harus ada gerakan moral dan gerakan sosial yang akan mendorong terjadinya proses perbaikan secara massal. Kita tidak membutuhkan gerakan institusional formal yang hanya akan berujung pada sesuatu yang sangat simbolis normatif. Yang kita butuhkan adalah tindakan nyata dari setiap elemen bangsa demi memperbaiki apa yang (diakui atau tidak) sudah rusak. Sejarah bukan cuma kisah yang perlu ditulis dalam buku-buku sejarah. Lebih dari itu, sejarah adalah tempat kita bercermin, sekaligus belajar dari kesalahan masa lalu dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Salam Sumpah Pemuda!</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Copyright 2010 - Tata Danamihardja</STRONG></DIV> <DIV><STRONG></STRONG> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-80230404137705442772010-09-18T18:05:00.001+07:002010-09-18T18:05:25.326+07:00<a href="http://bukutata.wordpres.me/07/03/coronary-artery-disease-increased.html">http://bukutata.wordpres.me/07/03/coronary-artery-disease-increased.html</a><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-19403686156322419632010-02-01T11:00:00.000+07:002010-02-01T11:10:03.990+07:00PROGRAM SERATUS HARI<DIV align=justify><FONT face=Georgia>PROGRAM SERATUS HARI, kata sebagian orang tak lebih dari HAMPAR RETORIS SURGA atau HATUR PROGRAM SERASI. Ada juga yang menyebut PROGRAM HIU TERSASAR dan PROGRAM SEARAH TURIS karena terkesan tidak jelas dan tunduk pada kekuatan asing, sementara rakyat miskin harus menjalankan PROGRAM SAHUR TERASI saking miskinnya. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Padahal banyak yang berharap program itu harus seperti GARAP TERORIS MASHUR yang sukses, karena kita memang HARUS GAMPAR TERORIS. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ah, sudahlah. JASA DISAINER PANGGUNG (=JANGAN DIANGGAP SERIUS). KOMISI AGEN KUNCI (=INI CUMA ISENG KOK).</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>**Lagi iseng, sekedar membolak-balik urutan huruf PROGRAM SERATUS HARI).**</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>Copyright 2010 - Tata Danamihardja</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan nama penulis serta menyertakan link yang mengacu ke posting ini.</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-86533840190836050662010-01-30T04:13:00.000+07:002010-01-30T04:16:53.812+07:00NASILUT KILABRET, FREE SOFTWARE FROM TATA<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Bahasa mana pula itu NASILUT KILABRET? NASILUT KILABRET adalah software untuk membalik kata atau bahkan naskah hanya dalam hitungan detik. Bayangkan kalau Anda harus membalik huruf demi huruf, kata demi kata, secara manual; berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukannya? </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ah, lagian siapa sih yang bakalan nyuruh membolak-balik kata atau naskah? Memang nggak ada. Memang cuma kerjaan orang iseng. Iseng tapi KREATIF. Itu kata kuncinya. Karena hidup itu perlu variasi. Jangan monoton!</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Mau ikutan menghirup udara KREATIVITAS? Download softwarenya di: <BR><A href="http://www.4shared.com/file/210619841/bdf0a905/nasilut-kilabret.html">http://www.4shared.com/file/210619841/bdf0a905/nasilut-kilabret.html</A></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>IT'S FREE!</STRONG></FONT></DIV> <DIV><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=center><IMG style="WIDTH: 400px; HEIGHT: 493px" alt="NASILUT KILABRET" hspace=3 src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs137.snc3/18437_1335669319690_1469804656_30896602_3537859_n.jpg" align=middle vspace=3 border=0></DIV> <DIV><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV><FONT face=Georgia><STRONG>Copyright 2009 - Tata Danamihardja</STRONG></FONT></DIV> <DIV> </DIV> <DIV><FONT face=Georgia>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan sumbernya serta menyertakan link yang mengacu ke posting ini.</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-57069842266374200482009-12-21T00:29:00.000+07:002009-12-21T00:33:01.823+07:00AUDIGIBOOK GRATIS: KONTEMPLASI DIGITAL<DIV><FONT face=Georgia><FONT face="Times New Roman"></FONT> <P align=justify><FONT face=Georgia>Audigibook (audio digital book) adalah istilah yang saya ciptakan untuk menyebut ebook yang berupa audio. Saya lebih memilih menggunakan istilah ini ketimbang audio-ebook. Ini hanya soal selera, tetapi istilah ini kemungkinan belum pernah digunakan sebelumnya, karena saya tidak menemukan istilah audigibook ketika saya search menggunakan keyword ini di Google. <BR><BR>Kelebihan audigibook adalah filenya sangat kecil bila dibanding format mp3 yang saat ini diklaim paling kecil. Kenapa bisa begitu? Karena dalam audigibook, file audionya dimampatkan lagi sedemikian rupa hinga titik terendah, namun tetap masih bisa dinikmati dengan baik. <BR><BR>Seri audigibook kontemplasi ini berisi paparan kontemplatif sederhana bernuansa religi dengan durasi antara 2 hingga 4 menit. Tidak ada maksud menggurui, sekadar mengajak untuk merenung, tanpa harus membaca teks. Cukup menggunakan telinga, tak perlu mata. Besarnya file bervariasi antara 0,9 Mb hingga 1,4 Mb, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan file Mp3 standar dengan durasi yang sama. Sebagai perbandingan, Mp3 standar berdurasi 3 menit besarnya sekitar 3 hingga 5 Mb.<BR><BR>Jika Anda berminat memilikinya silakan pilih yang Anda sukai, <STRONG>for free</STRONG>, di bawah ini: <BR><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166818572/d5223edc/BelajarDariCicak.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Belajar Dari Cicak</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166816301/e738f220/Dengki.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Dengki</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166820102/1f7e52f8/BelajarDariSemut.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Belajar Dari Semut</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166821258/3826969f/Bersyukur.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Bersyukur</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166823184/2c71d22b/Cita-cita.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Cita-cita</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166827769/47ac68fd/Islami.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Islami</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167794170/11a2ba34/JanganPutusAsa.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Jangan Putus Asa</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/166826890/a08ecce/KayaItuHarus.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Kaya Itu Harus</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167806178/49362a29/JanganTakutGagal.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Jangan Takut Gagal</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167806179/3e311abf/KayaDenganMemberi.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Kaya Dengan Memberi</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167825104/67b40c4b/Suap.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Suap</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167825105/10b33cdd/SuksesDenganMenolong.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Sukses Dengan Menolong</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167825106/89ba6d67/VisiMenujuSukses.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Visi Menuju Sukses</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167825108/6e024060/VisiSeorangMuslim.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Visi Seorang Muslim</SPAN></A><BR><A href="http://www.4shared.com/file/167825103/f9d099e8/Visualisasi.html" target=_blank><SPAN style="TEXT-DECORATION: none">Visualisasi</SPAN></A><BR><BR>Copyright © 2009 - Tata Danamihardja. <BR><BR>Hak Cipta dilindungi undang-undang. Anda didiperkenankan mengutip sebagian atau seluruh tulisan ini dengan syarat harus menyebutkan sumber dan nama penulis. Terimakasih.</FONT></P></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-78801136565124885232009-12-10T00:36:00.000+07:002009-12-10T02:31:01.630+07:00SEJUTA KOIN UNTUK PRITA (versi kartu elektronik)<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kalau kemarin saya membuat lagu SEJUTA KOIN UNTUK PRITA dalam format MP3, kali ini saya membuat versi kartu elektroniknya. Dilengkapi dengan gambar Prita dan scrolling lyrics, lagu ini tidak perlu diputar menggunakan player seperti Winamp dsb., melainkan langsung di dalam kartu. Kelebihan lainnya adalah kualitasnya audionya ternyata lebih bagus versi kartu, meski pun bitrate-nya sama-sama diturunkan agar filenya tidak terlalu besar. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Teman-teman bisa membantu menyebarkannya dengan mendownload kartu tsb. (943 Kb) di:<BR><A href="http://www.4shared.com/file/169018145/7d79a2e4/sejuta-koin-untuk-prita2.html">http://www.4shared.com/file/169018145/7d79a2e4/sejuta-koin-untuk-prita2.html</A></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-36492935641562558842009-12-09T03:28:00.000+07:002009-12-09T03:38:39.762+07:00GRATIS: LAGU SEJUTA KOIN UNTUK PRITA<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kasus Prita Mulyasari yang menggegerkan, semakin menjadi-jadi ketika akhirnya wanita itu dijatuhi vonis harus membayar denda yang jumlahnya luar biasa besar untuk ukuran orang biasa (yang bukan orang kaya atau pun koruptor). Solidaritas masyarakat pun tergalang secara spontan ketika melihat adanya ketidakadilan di sekitar mereka.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Maka muncullah gagasan untuk mengumpulkan koin secara sukarela untuk membayar denda jika kasasi yang diajukan Prita atas putusan pengadilan tidak berhasil. Rencananya uang recehan tersebut akan dibayarkan apa adanya (tidak ditukar dengan uang lembaran dalam satuan yang lebih besar). Salah satu tujuannya adalah sebagai bentuk protes kepada pihak rumah sakit Omni International, agar mereka merasa malu. Namun di salah satu TV swasta, rencana itu ditanggapi pihak pengacara rumah sakit tersebut dengan sikap yang 'aneh'. Bahkan sang pengacara dengan enteng mengatakan bahwa pihaknya sesungguhnya tidak membutuhkan uang tersebut, dan akan disumbangkan kepada 'pihak yang membutuhkan'.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Siapa pun yang mengamati bergulirnya kasus Prita tentu merasa miris melihatnya. Betapa tidak, perseteruan antara seorang perempuan yang sederhana dan santun dengan sebuah lembaga 'internasional' sungguh tidak seimbang. Dan seperti kebiasaan di negeri kita, mereka yang kuat, yang kaya, yang besar, hampir dipastikan selalu jadi pemenang. Namun itu tidak berarti bahwa kita tidak boleh berupaya untuk menegakkan keadilan dengan cara apa saja semampu kita. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Saya, yang tentu saja bukan siapa-siapa, hanya bisa berdoa agar kebenaran diperlihatkan kepada kita. Sebagai bentuk dukungan kepada Prita, saya menulis lagu yang - meskipun ala kadarnya - mudah-mudahan bisa dinikmati. Filenya kecil (hanya 1427 Kb), dan jika berminat silakan mengunduhnya (gratis) di:</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><A href="http://www.4shared.com/file/168374916/726165a1/SejutaKoinUntukPrita.html">http://www.4shared.com/file/168374916/726165a1/SejutaKoinUntukPrita.html</A></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Selamat mendengarkan :-)<BR></DIV></FONT><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-75141074237993968432009-10-21T02:59:00.000+07:002009-10-21T03:01:03.588+07:00Inferiority Complex Orang Sunda<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Konon, suku bangsa Sunda berada di urutan kedua terbesar setelah Jawa dalam soal jumlah. Tapi soal kebanggaan menjadi orang Sunda, masih perlu dibuktikan. Paling tidak, ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi indikasi lunturnya kebanggaan menjadi orang Sunda. Keengganan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu adalah salah satunya. Banyak pasangan muda Sunda yang lebih memilih berkomunikasi dengan anak-anaknya menggunakan bahasa Indonesia. Jika kecenderungan ini meluas, saya khawatir dalam sekian puluh tahun ke depan akan muncul generasi manusia Sunda yang tercerabut dari akar budaya Sunda, dan teralienasi di lingkungan budayanya sendiri.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Bayangkan, suatu saat akan muncul remaja-remaja Sunda yang <EM>palahak-polohok</EM> dan sama sekali tidak memahami percakapan yang dilakukan dalam bahasa Sunda. Bahkan hal itu sudah sering saya temukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada tindakan antisipatif dari orang Sunda sendiri, bukan tidak mungkin, suatu saat bahasa Sunda akan lenyap dan tidak lagi digunakan oleh orang Sunda. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka jangan heran jika ada yang mengatakan bahwa suku Sunda adalah suku yang <EM>paling tolol</EM> di dunia! Apalagi yang lebih bodoh daripada tidak bisa menjaga bahasanya sendiri?</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kecenderungan merasa rendah diri alias mengidap <EM>inferiority complex</EM> sebagai orang Sunda, juga bisa dilihat dari beberapa hal kecil yang mungkin seringkali luput dari perhatian kita. Misalnya:</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>1. Menulis kata <EM>euy</EM> menjadi <EM>uy</EM></U></FONT></DIV> <DIV align=justify><EM><FONT face=Georgia></FONT></EM> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kelihatannya sepele, padahal suatu saat bisa menjadi masalah serius. Bahasa Sunda memiliki lambang bunyi yang khas dan tidak terdapat dalam bahasa lain. Salah satunya adalah bunyi <EM><STRONG>eu</STRONG></EM> ini. Kata-kata <EM>peuyeum, beureum, peureup</EM>, dan <EM>euy</EM> misalnya, ditulis menggunakan lambang bunyi tersebut (<EM><STRONG>eu</STRONG></EM>). Jadi, kenapa harus mengikuti gaya orang lain? Kita toh memiliki lambang bunyi sendiri untuk menuliskannya. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>2. Menulis kata <EM>nya</EM> menjadi <EM>nyak</EM></U></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ini pengaruh orang Jawa, yang cenderung melenyapkan bunyi huruf <EM><STRONG>k</STRONG></EM> di ujung kata. Misalnya: <EM>Teu kenging bangor nya</EM> ditulis <EM>Teu kenging bangor nyak</EM>. Aneh kan?</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>3. Menulis kata <EM>haneut</EM> menjadi <EM>haneud</EM></U></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Juga pengaruh Jawa, biasanya membaca huruf <STRONG><EM>d</EM></STRONG> di ujung kata menjadi <EM><STRONG>t</STRONG></EM>. Misalnya UNPAD dibaca UNPAT.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Contoh-contoh lainnya bisa Anda cari sendiri, dengan syarat: mau jujur terhadap diri sendiri. Kalau tidak, maka yang muncul adalah sikap defensif dan mencari-cari alasan pembenaran terhadap apa yang Anda lakukan. Ingat, bahasa adalah kunci untuk menguasai budaya suatu (suku) bangsa. Dengan demikian, posisinya menjadi sangat vital dalam pelestarian budaya. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Bahasa Sunda memilik aturan sendiri. Jadi kenapa pula kita harus tunduk pada aturan orang lain yang belum tentu lebih bagus? Parahnya lagi, ketika kita melakukan kesalahan-kesalahan kecil tadi, tidak ada seorang pun yang memaksa kita. Kita melakukannya secara sukarela, karena alasan entah apa. Yang jelas, alasan yang paling mungkin adalah <EM>inferiority complex</EM> tadi. Kita merasa tidak percaya diri untuk menunjukkan jatidiri kita sebagai orang Sunda.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari <EM>inferiority complex</EM> alias rasa minder atau rasa rendah diri:</FONT></DIV> <OL> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Tanamkan dalam diri kita bahwa Sunda adalah yang terbaik. Masa sih kalah oleh etnis lain dalam mencintai budaya Sunda? Nama-nama Tan Deseng, Anis Jatisunda, Becki (sinden bule) dll., menjadi bukti bahwa Sunda memiliki banyak hal adiluhung yang membuat mereka yang notabene berasal dari etnis dan bangsa lain mengakui kualitas budaya Sunda. Tidak malukah kita melihat 'orang lain' lebih mencintai Sunda dibanding orang Sunda?</FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Pelihara bahasa Sunda. Tadi sudah saya katakan bahwa bahasa merupakan kunci untuk menguasai budaya. Maka bahasa Sunda menjadi sangat penting, sekaligus menjadi identitas yang menegaskan bahwa kita adalah orang Sunda. Caranya? Ajarkan bahasa Sunda kepada anak-anak kita, jadikan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu. Jangan takut di cap kampungan! Yang kampungan adalah mereka yang malas mengajarkan bahasa Sunda kepada anak-anaknya. Tidak malukah Anda melihat anak-anak kita <EM>palahak- polohok</EM> dan <EM>geblah-gebloh</EM> mendengar orang yang bertutur dengan bahasa Sunda padahal mereka adalah orang Sunda asli? Jawablah dengan hati kecil Anda!</FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ingat, lidah orang Sunda sangat fleksibel, sehingga dengan menguasai bahasa Sunda, kita akan jauh lebih mudah dalam mempelajari bahasa lain. Jangan pernah percaya dengan mitos yang mengatakan orang Sunda sulit membedakan bunyi <EM><STRONG>p</STRONG></EM> dan <EM><STRONG>f</STRONG></EM>. Saya sendiri orang Sunda asli, dan tidak pernah mengalami kesulitan dengan hal itu. Sebaliknya, mempelajari bahasa Sunda jauh lebih sulit dibanding mempelajari bahasa lain. Jadi, letakkan dulu bahasa Sunda sebagai dasar (bahasa ibu), setelah itu bebas untuk mempelajari bahasa lain (bahasa kedua: Indonesia, Inggris, Prancis dll.).</FONT></DIV></LI></OL> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Percayalah, mencintai Sunda, berbicara dengan bahasa Sunda, mengajarkan anak-anak kita berbahasa Sunda, tidak akan menjadikan derajat Anda turun atau membuat Anda jatuh miskin. Orang justru akan lebih menaruh respek kepada Anda. Pokoknya, jangan mau menjadi orang yang memiliki andil dalam membuat generasi Sunda mendatang <EM>geblah-gebloh</EM> dan <EM>palahak-polohok</EM>. Setuju?</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>Copyright 2009 - Tata Danamihardja</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><EM>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan sumbernya serta menyertakan link yang mengacu ke tulisan ini.</EM></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-67870442326050505422009-10-21T02:46:00.000+07:002009-10-21T03:00:48.086+07:00Mendompleng Miyabi<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Siapa sih yang meragukan popularitas Miyabi? Perempuan blasteran Jepang Prancis bernama asli Maria Ozawa ini memang sangat terkenal, meski hal itu diperolehnya lewat jalur kontrovesial: film porno. Popularitas itulah yang mendorong salah satu pembuat film Indonesia untuk mengajaknya bermain dalam film berjudul Menculik Miyabi. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Tindakan itu tentu saja memancing reaksi yang beragam. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Mereka yang setuju berkilah bahwa produksi film yang melibatkan Miyabi ini akan membantu perfilman Indonesia memperkenalkan diri di dunia internasional. Dengan kata lain dunia film Indonesia mendompleng popularitas Miyabi. Sementara mereka yang kontra sangat menentang kedatangan Miyabi, mengingat citra buruk yang disandangnya sebagai aktris film-film porno. Menurut mereka, citra buruk Miyabi itu justru akan menyebabkan citra buruk terhadap perfilman Indonesia. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Yang mengherankan adalah ungkapan pihak Maxima Picture, sebuah rumah produksi yang sedianya akan mendatangkan Miyabi. Menjawab pertanyaan wartawan di salah satu stasiun TV, Odi, yang mewakili pihak Maxima mengatakan: "Kami bersikukuh mendatangkan Miyabi, karena kami sudah mempersiapkan film dengan judul Menculik Miyabi. Kalau diganti dengan yang lain, kan jadi aneh." Kalau demikian, tujuan mereka memang bukan membuat film bagus, melainkan membuat film yang ada Miyabi-nya. Soal bagus atau tidak, soal dampak sosial atau yang lainnya, menjadi prioritas yang ke sekian. Yang penting adalah soal uang yang dihasilkan, sekaligus publisitas gratis yang diperolehnya gara-gara kontroversi yang terjadi.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Padahal kalau niatnya memang untuk memajukan perfilman nasional, kenapa tidak merangkul Jackie Chan saja sekalian? Kapasitas dan popularitasnya sudah tidak diragukan lagi. Dia adalah salah satu bintang Asia yang berkiprah di Hollywood. Soal kualitas akting, siapa pula yang meragukannya? </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Tapi, kalau sudah menyangkut urusan uang, memang ribet. Makanya, saya cuma bisa geleng-geleng kepala, sambil siap-siap menyantap Mie Ayam, produk lokal asli dan dijamin nggak porno.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>Copyright 2009 - Tata Danamihardja</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><EM>Anda diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh artikel ini dengan menyebutkan sumbernya serta menyertakan link-nya. </EM></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-50688246906346828852009-09-16T00:58:00.000+07:002009-09-16T01:02:44.197+07:00Mudik Lagi<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Puasa tinggal beberapa hari lagi. Di mana-mana suasana mulai terasa berbeda. Ada ritual tahunan yang selalu tak bisa dielakkan oleh sebagian besar umat Islam menjelang Lebaran: mudik. Sebuah ritual yang membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan tentu saja melibatkan biaya ekstra dalam jumlah yang cukup besar.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mudik berarti pulang ke kampung halaman. Secara mendasar, sebetulnya sama sekali tak ada kaitan dengan aktivitas keagamaan. Tetapi, momentum Lebaran jelas menjadi pemicu terjadinya pergerakan besar-besaran menuju kampung halaman yang dilakukan setahun sekali. Ada berbagai alasan mengapa terjadi hal yang demikian.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>1. Memanfaatkan Momentum</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran merupakan kesempatan untuk bersilaturahim dengan sanak saudara baik yang jauh mau pun yang dekat. Meski silaturahim bisa saja dilakukan tanpa harus bertemu muka, namun rasanya lebih afdol jika hal itu dilakukan secara fisik. Bertemu dengan keluarga dan teman-teman di kampung yang sudah sekian lama tidak bertemu, menjanjikan kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan uang. Maka berapa pun besarnya biaya yang harus dikeluarkan, aktivitas mudik akan terus dilakukan sepanjang masih memungkinkan.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>2. Pameran Keberhasilan</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Diakui atau tidak, mudik dan berkunjung kepada sanak saudara di kampung halaman, seringkali dijadikan ajang untuk memamerkan 'keberhasilan' para perantau. Maka tidak usah heran jika suasana Lebaran di berbagai tempat selalu diwarnai dengan simbol-simbol yang secara umum dimaknai sebagai sebuah keberhasilan. Mobil dan sepeda motor yang mengkilap, baju bagus, serta peredaran uang yang meningkat tajam untuk kebutuhan konsumtif. Soal apakah setelah itu harus pusing memikirkan utang, itu urusan lain. Demi sebuah kesan keberhasilan, orang rela berbuat apa saja.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>3. Hasrat Untuk Berbagi</STRONG></FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Setelah sekian lama tidak pulang kampung, ada semacam keinginan untuk berbagi hasil keringat dengan keluarga di kampung. Maka dalam kesempatan yang hanya setahun sekali ini, tak ada salahnya untuk berbagi rezeki dalam bentuk buah tangan untuk saudara-saudara di tempat kelahiran. Sambil bersilaturahim, sekalian juga bagi-bagi hadiah. Sayangnya, hal itu pula yang dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis. Menjelang Lebaran, para pedagang (besar, terutama) memberikan iming-iming diskon besar-besaran, yang entah benar demikian atau sekedar tipu-tipu bisnis. Akibatnya, mereka yang kurang bisa mengendalikan diri seringkali terbujuk dan mau memborong barang sebanyak-banyaknya. Alasannya, mumpung lagi diskon! Hasrat berbagi yang sebetulnya indah, akhirnya dicemari oleh semangat hedonisme yang sengaja ditiup-tiupkan oleh para pelaku bisnis.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Yang saya uraikan di atas sesungguhnya baru sebagian kecil dari sekian banyak motivasi yang mendorong terjadinya aktivitas mudik. Yang jelas, pergerakan jutaan manusia secara serempak ini menimbulkan berbagai masalah yang harus siap-siap kita hadapi. Kemacetan, adalah salah satu masalah yang mau tidak mau harus dihadapi oleh para pemudik. Selain itu, tentu saja biaya ekstra yang harus disiapkan, yang jumlahnya juga tidak sedikit. Belum lagi tenaga dan pikiran yang harus dipersiapkan baik sebelum mudik, pada saat di perjalanan, dan setelah mudik itu sendiri. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Jadi, mudik jelas bukan aktivitas main-main. Ia membutuhkan persiapan dan perencanaan matang yang sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari. Biaya, stamina, dan rencana yang matang tadi diperlukan agar perjalanan mudik dan perjalanan balik menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan bukan sebaliknya. Pertanyaannya, sudah siapkah Anda?</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><STRONG>Copyright 2009 - Tata Danamihardja</STRONG></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-48273829669619709832009-09-05T21:30:00.000+07:002009-09-05T21:32:27.507+07:00Kesalahan Berbahasa Media<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Media, apa pun formatnya, baik itu cetak mau pun elektronik, seringkali dijadikan acuan atau panutan, karena fungsinya sebagai sumber informasi. Akibatnya, jika media melakukan kesalahan, maka kesalahan itu akan dengan sangat cepat menyebar, baik di kalangan sesama media mau pun di masyarakat. Berikut ini beberapa kesalahan kecil yang seringkali luput dari perhatian kita, karena sudah dianggap biasa. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>1. Pengucapan kata pasca</U></FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Pengucapan yang benar adalah <EM>pasca</EM> (seperti mengucapkan kaca) dan <STRONG>bukan</STRONG> <EM>paska</EM>. Banyak yang menyangka bahwa kata pasca berasal dari bahasa Inggris, padahal kata pasca berasal dari bahasa Sanskerta, padanan dari kata post dalam bahasa Inggris, yang artinya setelah. Post-war diterjemahkan menjadi pasca-perang. Kesalahan pengucapan ini dilakukan oleh banyak kalangan: media (TV/radio), politisi, pejabat, artis dan orang biasa.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>2. Pengucapan kata entertainment</U></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kata <EM>entertainment</EM> masih sangat sering dipergunakan di media, meskipun sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, yakni hiburan. Yang menjadi persoalan adalah banyak sekali pemandu acara (<EM>host</EM>) yang mengucapkan <EM>entertaiment</EM> dan bukannya <EM>entertainment</EM>. Kesalahan kecil berupa hilangnya huruf <STRONG>N</STRONG> di tengah-tengah ini sangat terasa mengganggu di telinga kita.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><U>3. Struktur kalimat yang kacau balau</U></FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kesalahan seperti ini menyebar di media cetak maupun radio/televisi. Misalnya: Menurut Kapolri dalam konferensi pers kemarin menyatakan, teroris yang telah lama dicari berhasil ditangkap. Sepintas kalimat ini seperti tidak mengandung kesalahan. Tetapi coba kita amati, yang manakah subjek dari kalimat tadi? Jawabannya, tidak ada. Kalau saja kata <EM>menurut</EM> di awal kalimat dihilangkan, maka subjek kalimat tersebut adalah kapolri. Tapi gara-gara kata <EM>menurut</EM> di awal kalimat, maka struktur gramatikal kalimat ini menjadi kacau. Kalau ingin tetap menuliskan kata <EM>menurut</EM> di awal kalimat, maka kata <EM>menyatakan</EM> harus dihilangkan. Perhatikan kalimat yang sudah saya rubah di bawah ini.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><EM>Kapolri, dalam konferensi pers kemarin <STRONG>menyatakan</STRONG>, teroris yang telah lama dicari berhasil ditangkap.</EM></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>atau</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia><EM><STRONG>Menurut</STRONG> Kapolri dalam konferensi pers kemarin, teroris yang telah lama dicari berhasil ditangkap.</EM></FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kesalahan kecil, jika dibiarkan dan akhirnya menjadi kebiasaan, akan dianggap benar. Jadi, alangkah baiknya jika kita memperbaikinya sedini mungkin, sebelum kesalahan seperti ini berubah menjadi 'kebenaran'.</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-25148985248220613332008-11-26T16:00:00.000+07:002008-11-26T16:07:41.746+07:00Batal Nonton JakJazz<DIV><FONT face=Georgia> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Lagi melamun bisa nonton <A href="http://www.jakjazz.com/"><FONT color=#800080>JakJazz</FONT></A>, tak dinyana seorang teman menawarkan tiket gratis! Kata peribahasa lama: pucuk dicinta ulam pun pengen nonton. Ya Tuhan, kalau selama ini cuma bisa nonton cuplikan-cuplikan pagelaran di TV, kini aku bisa nonton langsung! </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana><IMG style="WIDTH: 200px; HEIGHT: 237px" alt="JackJazz 2008" hspace=10 src="http://photos-490.friendster.com/e1/photos/09/47/69027490/1_812556501m.jpg" align=left border=0>Pesta para musisi jazz berkelas itu berlangsung tiga hari (28, 29, 30 Nov 2008). Hari pertama ada Kyoto Jazz Massive, Kunokini, Ray Harris and The Fusion Experience, Heaven on Earth, Tompi, Iga Mawarni, Indra Lesmana dll. Hari kedua, ada Open Hands, Twenty First Night, Barry Likumahuwa Project, Ireng Maulana, Galaxy Big Band, dll. Hari ketiga aku bisa nonton Yellow Jackets, Tohpati, Syaharani & The Queen Fireworks dll. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Meski bukan termasuk penikmat jazz yang baik, tapi aku selalu berusaha menikmati keindahan musik dengan caraku sendiri. Dan ini adalah kesempatan untuk memanjakan diri dengan menikmati live performance dari para pegiat musik berkualitas. Tapi Tuhan selalu punya rencana sendiri. Hari ini aku jatuh sakit. Meski masih bisa ketawa, tapi tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Dengan berat hati, rencana nonton kubatalkan. Sabaaar, sabaar, Tuhan pasti tahu yang terbaik. Yah, terpaksa nunggu lagi cuplikan-cuplikan pertunjukan di TV. Seperti biasa..</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-58564119552218088542008-11-02T17:17:00.000+07:002008-11-02T17:18:21.810+07:00Why Worry<DIV><FONT face=Georgia> <P align=justify><FONT face=Verdana>This is the second collaboration of Tata & Bape. Similar composition (only guitar and vocal), same process, but different song. Now we sing Why Worry from Dire Strait. Enjoy listening! <BR><BR><U><B>Why Worry</B></U><BR>Dire Straits<BR><BR>Baby I see this world has made you sad<BR>Some people can be bad<BR>It seems they do the things they say<BR><BR>But Baby I'll wipe away those bitter tears<BR>I'll chase away those restless fears<BR>That turn your blue skies into grey<BR><BR>Why worry, there should be laughter after pain<BR>there should be sunshine after rain <BR>These things have always been the same<BR>So why worry now, why worry now<BR><BR>Baby, when I get down I turn to you<BR>And you make sense of what I do<BR>I know it isn't hard to say <BR><BR>But baby, just when this world seems mean and cold<BR>Our love come shining red and gold<BR>And all the rest is by the way<BR><BR>Why worry, there should be laughter after pain<BR>there should be sunshine after rain <BR>These things have always been the same<BR>So why worry now, why worry now</FONT></P> <CENTER> <DIV> <OBJECT id=mp3playerlightsmallv3 codeBase=http://fpdownload.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,0,0 height=25 width=210 align=middle classid=clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000><PARAM NAME="allowScriptAccess" VALUE="sameDomain"><PARAM NAME="movie" VALUE="http://www.podbean.com/podcast-audio-video-blog-player/mp3playerlightsmallv3.swf?audioPath=http://atata.podbean.com/medias/play/aHR0cDovL21lZGlhNi5wb2RiZWFuLmNvbS85Njc4MS91L1doeVdvcnJ5LWJhcGUtdGF0YS5tcDM/WhyWorry-bape-tata.mp3&autoStart=no"><PARAM NAME="quality" VALUE="high"><PARAM NAME="bgcolor" VALUE="#ffffff"><PARAM NAME="wmode" VALUE="transparent"> <embed src="http://www.podbean.com/podcast-audio-video-blog-player/mp3playerlightsmallv3.swf?audioPath=http://atata.podbean.com/medias/play/aHR0cDovL21lZGlhNi5wb2RiZWFuLmNvbS85Njc4MS91L1doeVdvcnJ5LWJhcGUtdGF0YS5tcDM/WhyWorry-bape-tata.mp3&autoStart=no" quality="high" width="210" height="25" name="mp3playerlightsmallv3" align="middle" allowScriptAccess="sameDomain" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" /></embed> </OBJECT><BR><A style="PADDING-LEFT: 41px; FONT-WEIGHT: normal; FONT-SIZE: 11px; COLOR: #2da274; BORDER-BOTTOM: medium none; FONT-FAMILY: arial, helvetica, sans-serif; TEXT-DECORATION: none" href="http://www.podbean.com">Powered by Podbean.com</A> </DIV></CENTER></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-84493897542494997572008-11-02T17:15:00.000+07:002008-11-02T17:16:18.847+07:00Here, There, and Everywhere<DIV align=justify><FONT face=Georgia><FONT face=Verdana>Technology makes life easier. Nobody in the past thought that two people separated about 100 Km away could produce musical performance together, without having to meet each other physically. And now everything seems to be possible.<BR><BR>This composition was created in two different places. <A href="http://bapejazz.podbean.com/" target=_blank>Bape</A>, a friend of mine, played and recorded his guitar into MP3 format, then sent me the file using email. And what I do, is adding my own voice on that track so that the composition has now guitar and vocal. <BR><BR>The hurdle, obstacle, or whatever you call them, for me is to upload the combined file to my blog/podcast. It's not a big file actually, but it'll be a boring and time-consuming upload when you do that using dial-up connection, especially when you do that here in Indonesia. <BR><BR>But, the show must go on! I finally have the file uploaded. The song is originally written by Lennon/McCartney and now presented to you by Tata and Bape.<BR><BR>If you think you enjoy listening the song, just write a word or two. That would be my great pleasure to know that there's someone out there who likes the things we've done. <BR><BR><B>Here's the lyrics</B>:<BR><BR>To lead a better life<BR>I need my love to be here<BR><BR>Here, making each day of the year<BR>Changing my life with a wave of her hand<BR>Nobody can deny that there's something there<BR><BR>There, running my hands through her hair<BR>Both of us thinking how good it can be<BR>Someone is speaking, but she doesn't know he's there<BR><BR>I want her everywhere<BR>And if she's beside me I know I need never care<BR>But to love her is to need her everywhere, <BR>knowing that love is to share<BR>Each on believing that love never dies<BR>Watching her eyes and hoping I'm always there<BR><BR>To be there, and everywhere<BR>Here, there and everywhere</FONT></DIV> <P align=justify> <CENTER> <DIV> <OBJECT id=mp3playerlightsmallv3 codeBase=http://fpdownload.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,0,0 height=25 width=210 align=middle classid=clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000><PARAM NAME="allowScriptAccess" VALUE="sameDomain"><PARAM NAME="movie" VALUE="http://www.podbean.com/podcast-audio-video-blog-player/mp3playerlightsmallv3.swf?audioPath=http://atata.podbean.com/medias/play/aHR0cDovL21lZGlhNi5wb2RiZWFuLmNvbS85Njc4MS91L2hlcmUtdGhlcmUtYmFwZS10YXRhLm1wMw/here-there-bape-tata.mp3&autoStart=no"><PARAM NAME="quality" VALUE="high"><PARAM NAME="bgcolor" VALUE="#ffffff"><PARAM NAME="wmode" VALUE="transparent"> <embed src="http://www.podbean.com/podcast-audio-video-blog-player/mp3playerlightsmallv3.swf?audioPath=http://atata.podbean.com/medias/play/aHR0cDovL21lZGlhNi5wb2RiZWFuLmNvbS85Njc4MS91L2hlcmUtdGhlcmUtYmFwZS10YXRhLm1wMw/here-there-bape-tata.mp3&autoStart=no" quality="high" width="210" height="25" name="mp3playerlightsmallv3" align="middle" allowScriptAccess="sameDomain" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" /></embed> </OBJECT><BR><A style="PADDING-LEFT: 41px; FONT-WEIGHT: normal; FONT-SIZE: 11px; COLOR: #2da274; BORDER-BOTTOM: medium none; FONT-FAMILY: arial, helvetica, sans-serif; TEXT-DECORATION: none" href="http://www.podbean.com">Powered by Podbean.com</A> </DIV></CENTER> <P></P></FONT><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-80297868300025296362008-10-05T11:32:00.000+07:002008-10-05T11:42:41.727+07:00MUDIK YANG MELELAHKAN<DIV align=justify><FONT face=Verdana>Siapa pun tak bisa menyangkal, lebaran atau hari raya Idul Fitri adalah moment istimewa, khususnya bagi umat Islam. Saking istimewanya, sesibuk apa pun aktivitas seseorang, dia akan menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Aktivitas pulang kampung menjelang lebaran inilah yang populer dengan sebutan mudik.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Tak ada yang salah dengan mudik. Sekedar ekspresi keriaan yang dilakukan setahun sekali, setelah terkungkung dalam kesibukan pekerjaan yang seakan tak ada habisnya. Maka, libur lebaran benar-benar dimanfaatkan untuk menata kembali hubungan sosial kekeluargaan yang sekian lama terabaikan.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Masalahnya adalah, aktivitas mudik ini dilakukan serempak dan melibatkan sekian ratus juta penduduk Indonesia yang mayoritas merayakan lebaran. Maka, muncullah berbagai masalah - kalau saya boleh menyebutnya demikian - mulai dari soal kemacetan, energi yang terkuras, hingga besarnya jumlah rupiah yang harus dibelanjakan dalam aktivitas mudik ini. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Pergerakan arus manusia secara besar-besaran dari kota-kota besar menuju kampung halaman secara bersamaan tak pelak lagi menimbulkan kemacetan di banyak tempat. Kondisi ini diperparah dengan tidak seimbangnya jumlah kendaraan dengan ruas jalan, gara-gara tidak adanya kontrol pemerintah soal kepemilikan kendaraan. Lihatlah betapa mudahnya orang memiliki kendaraan (mobil, sepeda motor) di Indonesia, jauh berbeda dibanding negara-negara lain yang sangat ketat dalam hal kepemilikan kendaraan. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Pertimbangan memiliki kendaraan saat ini lebih banyak didasarkan pada soal prestise ketimbang soal fungsi penunjang aktivitas. Belum lagi soal polusi gas buang kendaraan bermotor yang belakangan semakin menggila, bahkan sampai ke pelosok pedesaan yang dulu boleh dikatakan bebas polusi. Polusi suara? Mungkin sama sekali tidak pernah terpikirkan. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Kemacetan, apalagi di saat mudik, sudah pasti mengakibatkan extra cost yang sangat besar. Pada H+3 saja kemacetan sepanjang 8 kilometer terjadi di salah satu titik rawan kemacetan arus balik, Nagreg. Bisa dipastikan bahan bakar yang dihabiskan jauh lebih besar dibandingkan kondisi biasa. Belum lagi kelelahan mental yang dialami pengemudi kendaraan dan penumpangnya, termasuk kerugian waktu yang jika dirupiahkan pasti akan mencapai jumlah yang sangat fantastis.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Kemacetan memang bukan hanya pada saat mudik, terutama di kota-kota besar. Barangkali sudah saatnya pemerintah mulai memikirkan hal ini secara serius. Harus segera dicari solusi dan penanganan yang menyeluruh dan tidak hanya bersifat parsial, seperti yang terjadi selama ini. Ketika Jalan tol Cipularang difungsikan misalnya, yang terjadi hanyalah pemindahan kemacetan dari Jakarta ke Bandung, karena penanganannya hanya bersifat parsial. Mungkin, seperti yang sudah saya singgung di atas, perlu dipikirkan juga soal pengendalian kepemilikan kendaraan bermotor, plus berbagai kebijakan lain yang melibatkan multi disiplin keilmuan.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Percayalah bahwa tidak ada masalah yang tidak disertai dengan jalan keluarnya, sepanjang ada kemauan dan niat untuk memperbaikinya. Semua pihak harus terlibat dalam mencari solusi terbaik, termasuk warga masyarakat, agar menghasilkan kebijakan yang menguntungkan semua pihak dan bukannya memperparah kondisi yang sudah ada. Jika ini dilakukan dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab, kita masih boleh berharap bahwa aktivitas mudik di masa mendatang akan lebih menyenangkan. Mudah-mudahan. </FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-2616465489504061832008-09-08T22:13:00.000+07:002008-09-08T22:15:44.608+07:00Kartu Lebaran Abadi<DIV align=justify><FONT face=Verdana>Di internet marak beredar apa yang disebut "kartu lebaran". Kita tentu membayangkan bahwa kita mengirim kartu, dan orang yang dikirim menerimanya secara pribadi. Namun apa yang terjadi adalah orang yang dikirim hanya mendapatkan link tempat kartu itu berada di suatu tempat, dan dia harus meng-klik link tersebut untuk melihatnya.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Buat saya, hal itu sangat tidak praktis, sekaligus -maaf- kurang sopan. Ngerjainnya itu lho. Makanya saya bikin desain kartu yang benar-benar bisa <STRONG>dikirim via email</STRONG>, file-nya <STRONG>kecil</STRONG>, dan yang menerima kiriman benar-benar bisa <STRONG>memiliki</STRONG> sekaligus <STRONG>menyimpannya </STRONG>di komputer miliknya. Selain itu, kartu lebaran ini <STRONG>bisa digunakan selamanya</STRONG> alias <STRONG>abadi</STRONG>.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Ada 5 desain cantik yang saya persembahkan untuk Anda, dilengkapi dengan backsound musik bernuansa timur tengah (arabian). Uniknya, Anda bisa menyesuaikan nama dan ucapannya menurut selera Anda. Ini yang membuat kartu lebaran ini lebih <STRONG>personal</STRONG>. Ada nama Anda, ada nama orang yang dikirim, serta ucapan lebaran yang sangat khas gaya Anda. Ini memungkinkan dengan adanya <STRONG>lbr-brander</STRONG>, yakni software sederhana untuk melakukan <STRONG>kustomisasi</STRONG> pada kartu <STRONG>semau Anda</STRONG>.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Agar lebih jelas, Anda bisa men-download sample yang saya sertakan terlebih dahulu.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana><STRONG>Note:</STRONG> file lebaran-C terdiri dari 3 kartu</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Verdana>Silakan <A href="http://panjalu.multiply.com/journal/item/167/Kartu_Lebaran_Abadi"><STRONG>download semuanya di sini</STRONG>.</A> Selamat Hari Raya Idul Fitri.</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-48486724510282316372008-01-07T03:17:00.000+07:002008-01-07T03:18:56.279+07:00Pengumuman<DIV align=justify><FONT face=Georgia color=#000080>Terhitung bulan Januari 2008, tulisan-tulisan baru akan diposting di blog </FONT><A title="pindah alamat!" href="http://buka-mulut.blogspot.com/" target=_blank><FONT face=Georgia color=#000080><STRONG>Buka Mulut versi baru</STRONG></FONT></A><FONT face=Georgia color=#000080>, beralamat di </FONT><A href="http://buka-mulut.blogspot.com/"><FONT face=Georgia color=#000080>http://buka-mulut.blogspot.com/</FONT></A></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia color=#000080></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia color=#000080>Namun demikian, tulisan-tulisan/arsip lama masih tetap bisa Anda baca di sini. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia color=#000080></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia color=#000080>Tata Danamihardja</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-73131968015989550022007-11-21T18:43:00.000+07:002007-11-21T18:44:33.754+07:00Siapa suka Beatallica?<DIV align=justify><FONT face=Georgia>Pernah membayangkan bagaimana jika gaya <STRONG>the Beatles</STRONG> dan <STRONG>Metallica</STRONG> dihadirkan dalam satu komposisi musik? Pastinya agak unik dan - pada saat peramakali mendengarkan - mungkin terasa aneh, tapi asyik!</FONT></DIV> <DIV> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Dan perpaduan itu yang dimunculkan oleh kelompok <STRONG>Beatallica</STRONG>. Menurut Ekky Imanjaya di milis IndoBeatles, <STRONG>Beatallica</STRONG> menciptakan atmosfir virtual (nama palsu, download mp3 gratis, dll) untuk menghindari isu hak cipta. Sejauh ini, mereka sudah bikin 3 album:</FONT></DIV> <OL> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>(2001) A Garage Dayz Nite (EP) </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>(2004) Beatallica (EP) (Also commonly known as the Grey Album, a mix between the White Album from the Beatles and Black Album from Metallica) </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>(2007) Sgt. Hetfield's Motorbreath Pub Band (CD release date: July 10, 2007)</FONT></DIV></LI></OL> <DIV align=center><FONT face=Georgia><FONT face=Georgia><IMG alt="Beatallica " hspace=0 src="http://i81.photobucket.com/albums/j236/panjalu/beatleblog/Beatallica.jpg" align=middle border=0></FONT></DIV></FONT> <DIV align=center><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Nama-nama personilnya, tentu saja palsu, perpaduan kedua band itu:</FONT></DIV> <UL> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Jaymz Lennfield (referring to James Hetfield and John Lennon, respectively, real name Michael Tierney) - vocals, lyrics, songwriting, rhythm guitar </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Grg Hammetson (sic, referring to George Harrison and Kirk Hammett, respectively, real name Jeff Salzman [1]) - lead guitar </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Kliff McBurtney (referring to Cliff Burton and Paul McCartney, respectively, real name Paul Terrien) - bass </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Ringo Larz (referring to Ringo Starr and Lars Ulrich, respectively, real name Ryan Charles) - drums </FONT></DIV></LI></UL> <DIV><FONT face=Georgia>Judul-judul lagunya juga jadi unik, campuran judul lagu The Beatles dan Metallica, antara lain:</FONT></DIV> <UL> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Sgt. Hetfield's Motorbreath Pub Band </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>A Garage Dayz Nite </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>For Horsemen </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>No Remorseful Reply </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>The Thing That Should Not Let It Be </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Everybody's Got A Ticket To Ride Except For Me And My Lightning </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>...And Justice For All My Loving </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Blackened the USSR </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Sandman </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>And I'm Evil </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Got to Get You Trapped Under Ice </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Leper Madonna </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Hey Dude </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>I Want To Choke Your Band </FONT></DIV></LI> <LI> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>We Can Hit The Lightz </FONT></DIV></LI></UL> <DIV><FONT face=Georgia>Pengen download lagu-lagunya? <A href="http://ychalomine.multiply.com/music/item/959/Beatallica_Sgt._Hetfields_Motorbreath_Pub_Band"><STRONG>Klik di sini, GRATIS!</STRONG></A></FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-21598845.post-56098022998149094882007-11-10T11:29:00.000+07:002007-11-10T11:31:45.330+07:00Renungan di Hari Pahlawan<DIV align=justify><FONT face=Georgia>oleh: Tata Danamihardja</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Pahlawan. Sebuah kata yang identik dengan sesuatu yang heroik, biasanya berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan orang banyak. Pahlawan kemerdekaan, pahlawan pendidikan, dll. Tapi yang terpenting, gelar pahlawan sejati adalah gelar yang diberikan secara sukarela oleh pihak lain di luar dirinya, sebagai ungkapan terimakasih atas apa yang dilakukannya. Pahlawan tidak pernah men-klaim dirinya sendiri sebagai pahlawan. Dan yang terpenting, pahlawan tidak pernah melakukan sesuatu dengan tujuan agar dirinya dijuluki pahlawan.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Di sisi lain pahlawan juga merupakan kata yang tidak berdimensi tunggal. Artinya, kata ini bisa dimaknai berdasarkan kepentingan yang sangat relatif. Contoh yang ekstrim, orang-orang yang kita anggap sebagai pahlawan, bisa jadi merupakan musuh besar bagi pihak yang kepentingannya terganggu. Sebaliknya, orang yang kita anggap pengkhianat misalnya, bisa saja dianggap pahlawan oleh pihak-pihak yang merasa diuntungkan.</FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Lucunya, saat ini banyak orang yang ingin dianggap pahlawan, entah karena mengejar prestise, kepentingan politik atau alasan-alasan lain. Pahlawan pembela kepentingan rakyat misalnya, seringkali diklaim oleh politisi dan birokrat ataupun anggota legislatif. Masih mending kalau hasil kerjanya memang sudah kelihatan, walaupun tentu jadi terkesan tidak ikhlas. Yang lebih parah, banyak yang kerjanya nggak ada, tapi terkesan begitu ngotot ingin dianggap sebagai orang yang membela kepentingan rakyat. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Pahlawan yang benar-benar pahlawan tidak pernah berhitung apakah dirinya akan dianggap pahlawan atau tidak. Baginya, yang terpenting adalah melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan dan kemaslahatan orang banyak. Saya jadi teringat kisah Sri Sultan Hamengku Buwono X dan keluarganya yang menolak untuk menulis surat pengajuan untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional. Beliau dan keluarga berprinsip bahwa gelar pahlawan bukanlah sesuatu yang harus diminta, karena memang bukan itu tujuannya. Dikasih gelar tanpa pengajuan ya syukur, nggak juga nggak apa-apa. Sebuah prinsip yang mungkin agak sulit dicari di tengah-tengah masyarakat kita saat ini.</FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Mudah-mudahan kita bisa mulai melakukan hal terbaik, syukur-syukur berguna bagi banyak orang, tanpa pernah berharap jadi pahlawan: karena pahlawan sejati tidak pernah bercita-cita jadi pahlawan. </FONT></DIV> <DIV align=justify> </DIV> <DIV align=justify><FONT face=Georgia>Panjalu, 10 Nopember 2007</FONT></DIV><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0638834791104279";
google_ad_width = 468;
google_ad_height = 60;
google_ad_format = "468x60_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel ="";
//--></script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tata Danamihardjahttp://www.blogger.com/profile/09507084626725212980noreply@blogger.com2