BUKA MULUT: Republik Dongeng Indonesia

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

August 05, 2006

Republik Dongeng Indonesia

Indonesia, sebuah negeri dongeng. Sebuah negeri yang subur makmur loh jinawi. Alamnya indah, tanahnya subur, perut buminya kaya, tapi namanya juga negeri dongeng. Rakyatnya sebagian besar melarat. Dalam sebuah negeri dongeng, ini sah-sah saja. Namanya juga dongeng, seringkali logika negeri nyata dinomorsekiankan.
 
Tapi ada satu hal yang tidak boleh dilanggar. Yang namanya raja, dalam dongeng mana pun pasti harus kaya. Rasanya belum pernah ada sejarahnya, seorang raja yang tidak punya apa-apa, yang miskin, yang melarat. Raja HARUS kaya! Itulah sebabnya raja-raja di repiblik dongeng Indonesia kaya-kaya. Kenapa raja-raja? Bukankah raja cuma satu? Ingat, ini negeri dongeng, Bung! Logikanya tentu logika negeri dongeng.
 
Kenyataannya memang banyak raja. Bisa pengusaha, bisa pejabat, bisa koruptor, bisa juga campuran ketiganya. Mereka tahu betul, Indonesia ini kaya, dan wajib dieksploitasi sebisa mungkin. Untuk kepentingan rakyat? Bukaaann..untuk kepentingan pribadi dan keluarganya tentu. Tapi, keluarganya kan rakyat Indonesia juga. Jadi bisa saja dikatakan bahwa mereka menumpuk harta untuk kepentingan rakyat Indonesia. 
 
Lalu apa kewajiban rakyat? Menjalankan peran sebaik-baiknya sebagai objek pelengkap langgengnya kerajaan, sekaligus menjadi abdi raja-raja yang dalam perannya harus kaya, tidak boleh miskin. Jadi memang tidak ada yang salah kalau rakyat jadi miskin gara-gara mengedepankan kepentingan raja. Yang salah adalah jika rakyatnya kaya, tapi rajanya justru miskin. Ini salah besar menurut logika dongeng.
 
Ketika republik dongeng merayakan hari kemerdekaan negaranya (...Hah? Kemerdekaan yang mana?...), semua warga negara harus merayakannya. Banyak yang sebetulnya tidak tahu kemerdekaan apa dan kemerdekaan siapa yang harus dirayakan. Tapi sebagai warga yang baik, taat bayar pajak, tidak terlibat organisasi terlarang, semua harus patuh. Nggak boleh nanya. Yang jelas semua memiliki kemerdekaan merayakan kemerdekaan dalam ketidakmerdekaan. Pokoknya merdeka!
 
Minimal, dengan merayakan hari kemerdekaan, rakyat lupa sulitnya hidup untuk sesaat.  Rakyat bisa ketawa, teriak, menjerit-jerit senang, dan melakukan hal-hal yang sebenarnya merupakan katup psikologis untuk melepas beban hidup, walaupun cuma sementara. Selepas itu, kembali menjalani peran sebagai pelengkap penderita di sebuah negeri yang namanya Republik Dongeng Indonesia.


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home