BUKA MULUT: Seperti Inikah Wajah Sinetron Islami?

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

August 15, 2006

Seperti Inikah Wajah Sinetron Islami?

Kaget! Itu yang saya rasakan ketika tak sengaja nonton sinetron Rahasia Ilahi di salah satu stasiun TV (saya lupa namanya..). Kebetulan saya cuma nonton bagian akhir, ketika ceritanya hampir selesai. Meski demikian saya bisa menangkap garis besar ceritanya. Kurang lebih seperti ini.
 
Tokoh cerita ini dikisahkan mempelajari ilmu hitam. Menjelang ajal, dia mengalami sakaratul maut yang menyiksa dan susah sekali meninggal. Ternyata ketika dulu belajar ilmu hitam, ia pernah berjanji memenuhi satu syarat, yakni jika meninggal harus mewariskan ilmu tersebut kepada anaknya, dengan cara: si anak harus menjilat lidahnya. Si anak, diperankan seorang pemuda yang taat beragama, tidak mau melakukan hal itu dan memang tidak mau mewarisi ilmu hitam bapaknya. Sayangnya, jika yang melakukan bukan anaknya, maka orang yang menjilat lidah si bapak tadi bukannya akan mewarisi ilmu, melainkan malah akan langsung meninggal juga. Untuk menyelesaikan masalah, dipanggillah tokoh lain yang maksudnya mungkin seorang ulama. 
 
Bagian inilah yang membuat saya benar-benar tersentak KAGET!!! Tokoh ulama dalam cerita tersebut, menyarankan agar lidah penganut ilmu sesat tersebut dijilat oleh LIDAH ANJING!! Saya benar-benar tidak habis pikir, sebegitu parahkah logika mereka yang terlibat dalam proses pembuatan sinetron tersebut? Atau memang barangkali bukan seorang muslim? Dalam Islam, sebobrok apa pun ahlak manusia, derajatnya tetap tidak bisa disejajarkan dengan hewan. Ingat, manusia adalah makhluk yang diciptakan secara khusus oleh Allah, dan diberi berbagai kelebihan yang membedakannya dari makhluk lain, termasuk malaikat.
 
Kalau saja dalam kisah itu hewan yang harus menjilat lidah itu adalah seekor kambing, barangkali saya masih bisa menerima. Sedangkan anjing, semua orang juga tahu merupakan hewan yang termasuk najis, dan jika manusia bersentuhan dengan hewan tersebut dalam keadaan basah, harus dicuci dengan cara khusus. Jadi, pantaskah mengiringi kematian seseorang, betapa pun jahatnya, dengan jilatan seekor hewan yang jelas-jelas dinyatakan najis?
 
Kalau pun itu dimaksudkan sebagai simbol turunnya derajat manusia ke derajat hewan, kenapa harus memilih anjing? Dan yang lebih celaka lagi, akhir tayangan tersebut ditutup dengan tausiyah dari seorang penceramah yang wajahnya sering muncul di TV. Ajaib, saya tidak melihat sedikitpun tanda-tanda bahwa yang bersangkutan merasa terganggu dengan jalan cerita sinetron tersebut. Astaghfirullahaladzim! Beginikah wajah sinetron yang katanya Islami? Sama sekali tidak mendidik, dan bahkan cenderung menyesatkan.
 
Adakah yang bisa menjelaskan??!!!


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home