BUKA MULUT: Negeri Setengah Dongeng

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

September 09, 2006

Negeri Setengah Dongeng

Sebetulnya sih di kepala saya hanya ada dua jenis negeri, yakni negeri dongeng dan negeri kenyataan. Tapi entah kenapa, belakangan ini saya cenderung ingin menambahkan satu kategori lagi, negeri setengah dongeng.
 
Kita, tentu saja secara de facto tinggal di sebuah negeri yang nyata senyata-nyatanya. Ada rakyatnya, ada pemimpinnya, ada segala macamnya, yang merupakan syarat hadirnya sebuah negara. Tapi jujur saja, meski kita ada di sebuah negeri nyata, seringkali kita disuguhi kenyataan-kenyataan yang - kalau bukan keajaiban - seyogianya hanya ada di negeri dongeng.
 
Lihat saja, ketika di UUD 45 dikatakan bahwa orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, kenyataannya kita melihat banyak sekali orang miskin dan anak-anak terlantar yang hidup di jalanan. Kalau tidak salah, menurut data statistik, Indonesia memiliki 40 juta warga miskin dari sekitar 200-an juta jumlah penduduk. Jangan lupa, ini data statistik, yang kenyataannya bisa saja jauh lebih besar dari angka itu. Bukankah ini sebuah keajaiban yang sepatutnya hanya ada di negeri dongeng?
 
Atau coba perhatikan betapa di Indonesia banyak sekali orang-orang sakti yang kebal hukum. Jawara koruptor paling 'kahot' di Indonesia, hingga saat ini tidak pernah tersentuh hukum, meski dosanya mungkin menggunung. Dan orang sakti, seharusnya hanya ada di negeri dongeng.
 
Bahwa negara berkewajiban menyediakan pendidikan bagi semua warganya, semua sudah tahu. Tapi siapa pula yang tidak mafhum bahwa biaya pendidikan begitu mahal dan malah SEMAKIN MAHAL dari hari ke hari? Sekolah saat ini menjadi MIMPI YANG TAK TERBELI dalam bahasa Iwan Fals. Rasanya bagi kebanyakan warga Indonesia, mimpi untuk sekolah saja sudah tidak berani.
 
Jadi, salahkah saya kalau seringkali merasa hidup di dua dunia: dunia nyata dan dunia dongeng?
 
Mungkin kalau suatu saat saya ada rezeki pergi ke luar negeri, kemudian ditanya asal negara, rasanya cukup gagah kalau saya menjawab: "Saya dari Negeri Setengah Dongeng.." Dan saya biarkan si penanya bingung, sebingung saya yang sekian lama mencari-cari nikmatnya tinggal di negeri sendiri.
 
Maafkan saya, hingga kini belum ketemu!
 

Technocrati Tags: , ,


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

1 Comments:

At 9/09/2006 05:31:00 pm, Anonymous Anonymous said...

Bagaimanapun juga, inilah negeri kita, tanah air kita dan kita adalah bagian di dalamnya. Mungkin harus digagas bagaimana mengubah negeri ini dan memikirkan lebih serius tentang perubahan yang lebih baik.

Moga penduduk negri ini diberi kekuatan untuk hidup rukun dan bersaudara.

 

Post a Comment

<< Home