BUKA MULUT: Pelajaran Berharga

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

September 17, 2006

Pelajaran Berharga

Pemahaman orang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh kadar intelektualitas yang bersangkutan. Itu tidak bisa dipungkiri karena proses memahami memang perlu bekal. Paling tidak, persepsinya harus disamakan terlebih dahulu. Kalau persepsinya saja belum sama, maka proses memahaminya akan sulit. Jika ini belum terpenuhi, kerjasama, yang merupakan langkah berikutnya, akan lebih sulit lagi.
 
Seperti orang yang berlatih vocal group, sebelum nyanyi bareng-bareng, maka suaranya terlebih dahulu harus disamakan. Jika tidak, maka kacaulah lagu yang dinyanyikan. Hanya masalahnya, tidak setiap orang punya kemampuan untuk menyamakan suaranya dengan yang lain. Maka, mau tidak mau, orang yang ikutan vocal group haruslah orang yang memiliki kemampuan dasar menyanyi.
 
Kalau soal ini sudah terpecahkan, langkah selanjutnya adalah bekerjasama menciptakan harmoni sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. Kemampuan bernyanyi secara individu dipadukan dalam harmoni bernyanyi secara kelompok, sehingga memunculkan sinergi yang jauh lebih dahsyat.
 
***
 
Ketika karena sesuatu hal saya harus balik ke kampung halaman, saya diminta untuk menata ulang program di sebuah stasiun radio yang baru beberapa bulan beroperasi. Di tengah kondisi yang - jujur saja - acak-acakan, saya harus bekerja keras membenahi program agar - sesuai permintaan sang pemilik - radio ini bisa 'bunyi' di tengah ketatnya persaingan antar radio di daerah yang menjamur belakangan ini.
 
Sebelum menerima permintaan itu, saya mensyaratkan beberapa hal, diantaranya:
 
Saya hanya mengurusi dan membenahi soal program, karena ini adalah produk 'jualan utama' sebuah stasiun radio. Kalau programnya sudah solid dan stabil, divisi lain akan lebih mudah menjalankan fungsinya.
 
Semua unsur yang terangkum di dalam soal program dan kepenyiaran harus punya keinginan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya. Ini penting, selain untuk menyamakan persepsi, juga untuk meningkatkan kapabilitas, baik secara individu maupun secara kelompok, agar bisa 'berbeda' dari stasiun radio lain. Saya ingat pesan pak Temmy Lesanpura, seorang pakar radio di tanah air yang mengatakan, jika sebuah stasiun radio ingin survive di tengah mainstream 'keseragaman' mau tidak mau harus 'dare to be different'.
 
Jangan berharap bisa untung dalam waktu singkat. Stsiun radio beda dengan jualan roti atau toko bahan bangunan misalnya. Jika bisa BEP dalam waktu 3 tahun, itu sudah prestasi yang luar biasa. Kalau ingin cepet-cepet dapat untung, jangan terjun di bisnis radio.
 
Ketika semua setuju, saya mulai 'kerja keras'. Program, style siaran termasuk pernak-perniknya seperti station ID, standar kata, spot iklan, jingle dll dipermak abis. Dan untuk itu saya bersedia tidak digaji. Asli, kerja bakti:-)
 
***
 
Dalam perjalanannya yang belum genap setahun, kesepakatan itu mulai goyah. Pemilik, dan orang-orang di sekitarnya mulai gelisah ketika keinginan untuk segera menuai laba 'seperti orang jualan roti' kembali muncul. Padahal saat itu saya sudah mulai berhasil menciptakan positioning radio tersebut. Orang mulai gampang membedakan radio kami dengan radio lain, hanya dengan mendengar statio ID atau style siaran. Sungguh, ini adalah sebuah awal yang bagus dalam rangka positioning, sekaligus menciptakan brand image. Sayang sekali banyak yang nggak sabaran, dan mungkin juga nggak mau tahu, mengingat mereka ini benar-benar newbie soal bisnis radio.
 
Meski janji saya sebelumnya hanya berkutat pada urusan program, tapi pada prakteknya saya juga memberi berbagai masukan soal marketing. Dan celakanya, justru divisi inilah yang tetap tersendat-sendat. Jujur saja, ini bukan bidang saya, karena tadinya saya berharap divisi inilah yang seharusnya aktif mendukung kebijakan program. Kerjasama dua divisi ini - program dan marketing - menjadi ujung tombak dalam bisnis radio. Jika salah satu nggak jalan, maka jalan yang dilalui akan lebih sulit. Dan justru inilah yang terjadi.
 
Manajemen sudah tidak sabaran lagi untuk menuai untung, sementara marketing jalan di tempat. Di sisi lain, kebutuhan teknis standar sebuah radio seperti ruang produksi, kelengkapan ruang siaran yang memadai berikut pernak-perniknya, power pemancar, antena standar, hingga saat ini belum juga dipenuhi pihak manajemen. Bahkan fungsi divisi produksi saja (yang menangani soal produksi siaran), selama ini menggunakan properti pribadi (komputer plus peralatan) milik saya. Padahal di sisi lain, tuntutan agar radio bisa segera 'menghasilkan' dari pihak manajemen semakin menguat.
 
Dengan kondisi radio yang masih prematur, saya beranggapan bahwa tuntutan seperti ini sangat mengada-ada, selain juga sudah keluar dari kesepakatan sebelumnya. Apalagi ada kesan bahwa kondisi ini adalah gara-gara perombakan program yang notabene merupakan program yang saya gagas. Ini juga yang tadinya sempat saya khawatirkan. Betapa pemahaman kolektif yang saya syaratkan ternyata belum terpenuhi, sehingga muncullah persepsi 'liar' seperti itu.
 
Kondisi seperti ini membuat saya tidak bisa konsentrasi lagi. Maka, dengan berat hati, saya harus mengambil keputusan. Saya harus melepas posisi yang belum genap setahun saya duduki (tanpa gaji) ini. Terlepas dari kurangnya dukungan standar yang saya harapkan, biar bagaimanapun ini adalah sebuah pengalaman berharga bagi saya pribadi. Bahwa pemahaman kolektif terhadap suatu konsep, fasilitas, keajegan menjalankan konsep yang disepakati, kerjasama antar divisi, kearifan manajemen, merupakan hal penting dalam rangka mencapai tujuan kolektif.
 
Yang lebih penting lagi, buat saya pribadi, apa pun yang kita alami selalu menyisakan manfaat, pelajaran dan hikmah yang bisa kita petik. Semuanya selalu berharga.


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

3 Comments:

At 7/05/2008 06:00:00 pm, Blogger Arri said...

This comment has been removed by the author.

 
At 7/05/2008 06:01:00 pm, Anonymous Anonymous said...

good job pak !

 
At 7/05/2008 06:03:00 pm, Anonymous Anonymous said...

Ooo disini rupanya pekerja olah rasa itu nge-blog? seneng berkenalan dengan anda pak.apalagi klo bisa sharing knowledge ttg radio.
good job pak ! emang dunia broadcast nggak ada matinya! terus berkembang !dan menantang pekerjanya untuk lebih inovatif!

 

Post a Comment

<< Home