Antara Bush dan Handphone
Apakah presiden AS George  Walker Bush punya handphone? Ya pasti lah. Masak sih dia nggak punya, orang  office boy di kantor-kantor di Indonesia saja punya kok. Bukan itu yang ingin  saya sampaikan kali ini. Meski demikian, ini tetap ada kaitannya dengan masalah  handphone.
 Seperti kita tahu, media di  Indonesia belakangan ini dipenuhi dengan berita seputar rencana kedatangan  George Walker Bush, orang nomor 1 di Amerika, ke Indonesia, tepatnya ke Bogor 20  November mendatang. Sebetulnya tidak ada yang aneh dengan kunjungan seorang  kepala negara ke negara lain. Yang membuat isu ini jadi kontroversial adalah  justru persiapan penyambutan yang dilakukan pemerintah Indonesia, di tengah  memburuknya citra Amerika di mata dunia. 
 Kedatangan Bush ini memang  merepotkan banyak pihak. Bayangkan, dana yang dirogoh dari kocek pemerintah  konon mencapai 6 milyar rupiah. Selain itu, pengamanan ekstra ketat juga  dilakukan dengan mengerahkan setidaknya 1800 personel aparat gabungan TNI dan  Polri, termasuk menempatkan sniper di 10 titik di Bogor. Padahal Bush  sendiri biasanya di setiap kunjungan kenegaraan selalu melibatkan sedikitnya 250  agen rahasia (CIA), 150 penasihat keamanan nasional, 15 tim anjing pelacak,  kendaraan bersenjata dan sejumlah pesawat serta helikopter tempur.
 Demi menyambut kedatangan  Bush yang tidak lebih dari 10 jam ini, pemerintah Indonesia bahkan tak  tanggung-tanggung menggusur pedagang kaki lima, mengganti rute kendaraan umum,  meliburkan sekolah yang ada di sekitar lokasi kunjungan, yang tentu saja akan  sangat berpengaruh bagi penghidupan rakyat sekitar Bogor. Dua helipad dibangun  khusus untuk mendaratnya helikopter yang akan membawa Presiden Bush. Kebun Raya  Bogor, tempat dua helipad dadakan tersebut dibangun, tak lagi rimbun. Daun 10  bunga teratai raksasa Victoria Amazone berukuran satu meter yang sangat langka  pun terpaksa dibabat, karena rusak diterjang angin dari baling-baling helikopter  ketika dilakukan uji coba pendaratan. Selain itu, jaringan telepon seluler di  sekitar istana Bogor - yang rencananya akan menjadi tempat pertemuan Bush dan  SBY - juga bakal diputus selama 10 jam. Artinya, selama kunjungan Bush di Bogor,  orang tidak akan bisa menggunakan handphone di wilayah itu.     
 Terlepas dari pro kontra  mengenai penting tidaknya kunjungan Bush ke Indonesia, rasanya agak berlebihan  jika harus mengorbankan banyak pihak yang notabene adalah warga negara  Indonesia, pemilik sah dari negeri ini. Anak-anak sekolah disunat jam  belajarnya, pedagang kaki lima kehilangan kesempatan untuk mengais rezeki,  milyaran rupiah anggaran negara dikeluarkan, dan bahkan hak orang untuk  berkomunikasi menggunakan handphone pun dikorbankan demi menyambut Uncle Sam.  
 Nah, sebagai bagian dari  sekian juta pengguna handphone di Indonesia, apa komentar Anda?
 
 
	




1 Comments:
coba kalo bush mendaratnya di lapangan sempur yg ada di seblah kebun raya / istana
Post a Comment
<< Home