BUKA MULUT: Renungan di Hari Pahlawan

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

November 10, 2007

Renungan di Hari Pahlawan

oleh: Tata Danamihardja
 
Pahlawan. Sebuah kata yang identik dengan sesuatu yang heroik, biasanya berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan orang banyak. Pahlawan kemerdekaan, pahlawan pendidikan, dll. Tapi yang terpenting, gelar pahlawan sejati adalah gelar yang diberikan secara sukarela oleh pihak lain di luar dirinya, sebagai ungkapan terimakasih atas apa yang dilakukannya. Pahlawan tidak pernah men-klaim dirinya sendiri sebagai pahlawan. Dan yang terpenting, pahlawan tidak pernah melakukan sesuatu dengan tujuan agar dirinya dijuluki pahlawan.
 
Di sisi lain pahlawan juga merupakan kata yang tidak berdimensi tunggal. Artinya, kata ini bisa dimaknai berdasarkan kepentingan yang sangat relatif. Contoh yang ekstrim, orang-orang yang kita anggap sebagai pahlawan, bisa jadi merupakan musuh besar bagi pihak yang kepentingannya terganggu. Sebaliknya, orang yang kita anggap pengkhianat misalnya, bisa saja dianggap pahlawan oleh pihak-pihak yang merasa diuntungkan.
 
Lucunya, saat ini banyak orang yang ingin dianggap pahlawan, entah karena mengejar prestise, kepentingan politik atau alasan-alasan lain. Pahlawan pembela kepentingan rakyat misalnya, seringkali diklaim oleh politisi dan birokrat ataupun anggota legislatif. Masih mending kalau hasil kerjanya memang sudah kelihatan, walaupun tentu jadi terkesan tidak ikhlas. Yang lebih parah, banyak yang kerjanya nggak ada, tapi terkesan begitu ngotot ingin dianggap sebagai orang yang membela kepentingan rakyat.
 
Pahlawan yang benar-benar pahlawan tidak pernah berhitung apakah dirinya akan dianggap pahlawan atau tidak. Baginya, yang terpenting adalah melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan dan kemaslahatan orang banyak. Saya jadi teringat kisah Sri Sultan Hamengku Buwono X dan keluarganya yang menolak untuk menulis surat pengajuan untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional. Beliau dan keluarga berprinsip bahwa gelar pahlawan bukanlah sesuatu yang harus diminta, karena memang bukan itu tujuannya. Dikasih gelar tanpa pengajuan ya syukur, nggak juga nggak apa-apa. Sebuah prinsip yang mungkin agak sulit dicari di tengah-tengah masyarakat kita saat ini.
 
Mudah-mudahan kita bisa mulai melakukan hal terbaik, syukur-syukur berguna bagi banyak orang, tanpa pernah berharap jadi pahlawan: karena pahlawan sejati tidak pernah bercita-cita jadi pahlawan.
 
Panjalu, 10 Nopember 2007


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

2 Comments:

At 11/20/2007 01:09:00 pm, Anonymous Anonymous said...

Assalamu'alaykum Pak Tata,
Saya sudah pasang link ke Bapak, tolong link balik ke blog saya, http://www.anneahiralive.com dengan anchor text Anne Ahira. Jika saya diberi space utk ngasih deskripsi, gini aja Pak: Review terhadap Anne Ahira
Nuhun.. :)

 
At 11/20/2007 04:42:00 pm, Anonymous Anonymous said...

Mas Eko, dengan sangat menyesal saya tidak bisa memenuhi permintaan Anda. Blog saya pernah kena virus, dan akibatnya saya tidak bisa lagi akses ke blog saya, termasuk menambah blogroll dll. Harap maklum.

tata

 

Post a Comment

<< Home