BUKA MULUT: Terimakasih

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

September 17, 2006

Terimakasih

Cuma satu kata. Terimakasih. Tapi makna di balik kata ini tidak sesederhana yang kita bayangkan. Bukan sekedar jejeran 11 huruf yang membentuk kata tersebut jika dituliskan. Bukan pula sekedar bunyi yang terdengar jika kata tersebut diucapkan. Lebih dari itu, ada makna yang sangat kompleks di balik kata yang sering dianggap sederhana tersebut.
 
Keika dulu kita diajarkan untuk mengucapkan terimakasih kepada orang yang membantu atau menolong kita, maka sesungguhnya kita sedang diajarkan untuk mengekspresikan perasaan yang ada di hati kita setelah ditolong oleh orang lain, dalam bentuk kata yang terucap. Artinya, ucapannya sendiri hanyalah simbol dari perasaan seseorang. Maka, makna dari ucapan terimakasih itu sendiri menjadi sangat relatif, dan hanya bisa diukur oleh orang yang mengucapkannya, dan bukan oleh orang lain. Menilai kadar ketulusan ucapan terimakasih dari orang lain menjadi sesuatu yang mustahil, karena kita sesungguhnya hanya menebak-nebak.
 
Lalu apakah itu berarti bahwa ucapan terimakasih kita kepada orang lain menjadi sia-sia? Tentu tidak demikian, karena biar bagaimana pun kita hidup dengan simbol-simbol. Paling tidak, orang lain jadi mengetahui bahwa perbuatannya menolong kita adalah sesuatu yang berharga, ketika kita mengucapkan terimakasih, meski - tetap saja - orang tidak bisa menilai apakah kita mengucapkannya dengan tulus atau tidak.
 
Pertanyaannya, apakah rasa terimakasih hanya bisa diekspresikan lewat kata-kata? Anda pasti tahu persis, jawabannya adalah TIDAK. Banyak cara yang bisa dilakukan. Bisa saja rasa terimakasih kita diungkapkan dengan cara memberi imbalan berupa materi kepada orang yang menolong kita. Hanya saja perlu hati-hati, karena tidak sedikit orang yang justru akan tersinggung ketika kita menghargai pertolongannya dengan materi. Dan memang betul bahwa pertolongan seseorang, sekecil apa pun, pada hakikatnya tidak bisa dinilai dengan materi - uang misalnya.
 
Rasa terimakasih seorang boss kepada anak buahnya bisa saja 'cuma' berupa tepukan bangga di pundak yang bersangkutan. Rasa terimakasih seorang anak kepada orang tua bisa saja berupa sikap 'manis' dan penuh hormat, tutur kata yang lembut dan sebagainya. Rasa terimakasih orang tua kepada anak-anaknya yang berbakti tidak selalu identik dengan fasilitas serba mewah yang diberikan kepada anak-anaknya. Doa dan limpahan kasih sayang nilainya jauh melebihi apa yang sekedar berwujud materi.
 
Mewujudkan rasa terimakasih ke dalam berbagai bentuknya adalah pilihan-pilihan yang disesuaikan dengan kemampuan. Ketika ibu saya semakin lanjut usianya, saya merasa bahwa saya tidak punya banyak pilihan untuk mengungkapkan rasa terimakasih kepada beliau. Berbeda dengan kakak-kakak saya yang sudah hidup mapan, saya cuma punya tenaga untuk 'mengurus' beliau. Ketika kakak-kakak saya mencukupi kebutuhan beliau sebagai tambahan uang pensiun yang diterimanya setiap bulan, saya cuma bisa menghibur beliau ketika sedih, melayaninya ketika sakit, dan berupaya untuk tidak membuatnya kesal atau sedih. Kemampuan saya memang cuma itu.
 
Ketika manusia-manusia modern memilih untuk mengirim orang tua mereka ke Panti Wredha, saya berpendapat bahwa hal itu sangat tidak manusiawi. Mengingat apa yang sudah dilakukan ibu saya (juga ayah saya yang sudah meninggal) untuk mengurus dan membesarkan anak-anaknya, saya merasa bahwa sudah sepatutnya jika kami - anak-anaknya - tidak mempercayakan soal mengurus beliau di hari tuanya kepada orang lain. Ini bukan soal profesionalitas. Ini adalah soal perasaan, kasih sayang, dan niat yang melandasi suatu perbuatan. Bisa saja orang-orang di Panti Wredha lebih profesional, tapi kasih sayang seorang anak kepada orang tua tetap tidak akan bisa tergantikan oleh profesionalitas mereka.
 
Apakah saya meng-klaim bahwa apa yang saya lakukan ini merupakan bentuk sebuah ketulusan? Sebuah bentuk kasih sayang? Tidak berani saya menganggap demikian. Penilaian final bukan di tangan saya, apalagi Anda. Hanya Allah yang bisa menilai apa yang sesungguhnya ada di balik semua perbuatan yang saya - dan kami anak-anaknya - lakukan. Yang penting buat saya adalah berusaha untuk melakukan yang terbaik, menurut kemampuan saya yang serba terbatas. Cuma itu.

Tags: , , , , ,


Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home