SMS Bandel
Seorang teman saya mengeluh handphone-nya bermasalah. "Padahal ini handphone baru lho," katanya dengan nada bangga. Betul juga, itu memang jenis handphone terbaru, dan dia membelinya 'fresh from the oven'. Ya beli baru, bukan barang 'second'. Saya jadi penasaran, maka saya mencobanya, mengetes fungsi fiturnya dll. Hasilnya, semua berfungsi dengan baik. Lalu apa masalahnya?
Selidik punya selidik, ternyata bukan handset-nya yang bermasalah. Itu terungkap setelah saya memaksanya bercerita panjang lebar. Menurutnya, beberapa waktu lalu, dia nonton TV. Nah, saat commercial break, ada iklan yang menurutnya cukup menggoda. "Kalau kamu pengen tau ramalan harian kamu, ketik REG spasi ANU, kirim ke sekian-sekian-sekian-sekian."
Maklum handphone baru, rasanya selalu saja pengen nyoba. Iseng dia lakukan apa yang disarankan di iklan TV tersebut. Akibatnya, tiap hari dia mendapat SMS dari salah satu content provider. Lama-lama dia bosen dan sebel juga, karena SMS kiriman tersebut juga menguras pulsanya secara harian. Padahal tarifnya juga lebih mahal dari tarif SMS biasa. Sialnya hingga saat itu dia nggak tahu cara menghentikan kiriman SMS tersebut. Saya sarankan untuk mengetik UNREG diikuti kata yang sama yang dia ketikkan ketika mendaftar.
Berhasil? Ternyata tidak. Selama beberapa waktu setelah UNREG, dia masih tetap menerima kiriman-kiriman SMS yang bikin boros pulsa tersebut. Tak tahan dengan 'penderitaannya' akhirnya temen saya itu merelakan nomor cantiknya dan mengganti kartunya dengan nomor baru. Setelah itu dilakukan, barulah dia bisa merasa aman dan pulsa miliknya tidak lagi disedot oleh SMS yang bandel tersebut.
Belakangan ini, seiring dengan maraknya bisnis content provider, kisah seperti ini kerap terdengar. Sebetulnya secara prinsip tidak ada masalah dengan bisnis tersebut. Provider menyediakan content berupa ramalan, kata mutiara, hadits, atau bentuk-bentuk lainnya. Konsumen juga mendaftar sendiri, setelah setuju bahwa untuk setiap kiriman SMS, yang bersangkutan harus rela dikurangi jumlah pulsanya sesuai dengan nilai yang disepakati.
Masalahnya, pada praktiknya seringkali terjadi tindakan-tindakan tidak fair yang dilakukan oleh content provider, misalnya:
- Iklan yang bombastis. Secara etika ini tidak dibolehkan karena sama saja dengan melakukan pembodohan terhadap konsumen.
- Informasi yang tidak jelas. Misalnya mereka menyediakan space waktu yang cukup untuk menyampaikan informasi tentang cara mendaftar/registrasi. Sayangnya space yang sama tidak diberikan ketika menyampaikan informasi tentang cara berhenti berlangganan content (UNREG). Kalau pun ada biasanya hanya diperlihatkan sepintas dalam bentuk tulisan yang kecil, sehingga cenderung lebih susah untuk diingat oleh konsumen.
- Kalau pun cara untuk berhenti berlangganan terpampang cukup jelas, kadang-kadang sistemnya tidak bekerja. Artinya meskipun seseorang sudah UNREG, ternyata yang bersangkutan masih tetap menerima kiriman-kiriman SMS, dan tentu saja pulsa di handphonenya terus menerus berkurang.
Dengan mencermati hal-hal di atas, ada baiknya kita lebih berhati-hati. Dan yang terpenting, jangan mudah tergiur oleh iklan yang membius, kalau tidak mau bernasib seperti temen saya tadi.
Tags: Cell-phone
2 Comments:
kenapa gak pake keyword STOP.
biasanya kalo gak pake unreg ya pake STOP.
atau HELP :-)
Wah mungkin juga ya.. Tapi buat dia yang manjur justru CHANGE CARD..
Post a Comment
<< Home