Dua Setengah Persen Saja
-    Berapa 2,5% kali 100 ribu?
-    2500.
-    2,5% kali 1 juta?
-    25 ribu.
-    2,5% kali 5 juta?
-    125 ribu.
-    2,5% kali 10 juta?
-    250 ribu.
Maaf, saya bukan sedang merencanakan untuk  ganti profesi jadi peternak uang. Saya cuma membandingkan bahwa  dua setengah persen dari sejumlah uang tertentu, ternyata tidak banyak.  
 Saya juga sedang berbicara tentang hak  orang lain yang ada dalam rejeki yang kita terima. Ya, menurut ajaran agama yang  saya anut, sebanyak 2,5 persen dari harta kita adalah milik orang-orang papa,  orang-orang miskin, orang-orang yang butuh pertolongan. 
 Dalam Islam, soal zakat diatur secara  rinci. Untuk mengeluarkan zakat ada nishab alias limit minimal di mana seseorang  harus mengeluarkan zakat. Artinya ketika harta seseorang mencapai jumlah  tertentu, maka wajib dikeluarkan zakatnya. 
 Penghasilan juga, kalau nggak salah ada  zakatnya. Tapi saya tidak mengajak Anda untuk berbicara rincian aturan zakat.  Itu bukan bidang saya dan jika Anda ingin mengetahui aturan yang benar soal  zakat, Anda harus menghubungi orang yang tepat, dan itu bukan saya.
 Saya hanya ingin mengajak Anda berpikir  sederhana, bagaimana kalau setiap bulan kita sisihkan 2,5% dari penghasilan kita  untuk membantu orang-orang yang ada di sekitar kita? Rasanya kita tidak akan  jadi miskin jika kita menyisihkan 25 ribu rupiah per bulan (jika gaji Anda 1  juta misalnya). Atau, apa sih artinya uang sebesar 250 ribu rupiah, jika gaji  Anda 10 juta? Pasti tidak akan membuat Anda bangkrut.
 Uang yang mungkin 'tidak berarti' itu,  akan menjadi 'sangat berarti' di tangan orang-orang miskin yang butuh  pertolongan. Dengan uang itu, mungkin mereka bisa ngasih makan anak-anaknya  selama beberapa hari. Atau beli buku sekolah. Atau yang lainnya. Sesuatu yang di  mata kita tidak begitu berarti, mungkin akan menjadi hal yang sangat berharga di  mata orang dengan kondisi yang berbeda.
 Kalau ini dilakukan oleh banyak orang dan  menjadi gerakan massal, saya yakin dampaknya akan sangat luar biasa. Apalagi,  saya berhitung dengan jumlah terbatas, sesuai dengan latar belakang finansial  saya yang sangat terbatas. Tapi bagaimana jika hal ini juga dilakukan oleh para  konglomerat, pejabat, anggota dewan yang penghasilannya katakanlah milyaran  rupiah? Saya hampir 100% yakin tidak akan ada lagi orang yang kelaparan di  Indonesia.
 Maaf juga, saya tidak menuduh Anda kikir.  Tidak sama sekali. Anda mungkin telah membantu orang lain dengan jumlah yang  jauh lebih besar dari itung-itungan saya tadi. Saya cuma ingin mengatakan bahwa  saya sedang belajar melakukan hal itu, dalam segala keterbatasan yang saya  miliki. Saya sedang mencoba mengalahkan ego dan kekikiran diri sendiri yang  seringkali maruk dan serakah. Setiap kali mendapat rejeki dalam bentuk uang,  sekecil apa pun, saya mencoba sekuat tenaga untuk menyisihkannya untuk diberikan  kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar saya.
 Karena saya bukan orang kaya, tantangannya  juga luar biasa besar. Seringkali merasa sayang mengeluarkannya, apalagi kalau  diukur dengan kebutuhan hidup pribadi yang selalu menuntut untuk dipenuhi. Tapi  kalau saya memakai semuanya, berarti saya maling, karena rejeki saya  sesungguhnya adalah setelah dikurangi jatah mereka itu. Cuma dua setengah persen  kok!
 
 
	




2 Comments:
Wah...bisa jadi jurkam buat program Zakat nasional nih...
Hidup Zakat...
He..he..ya nggak gitu lah.. Aku cuma mencoba bersih-bersih diri sendiri...
Post a Comment
<< Home