BUKA MULUT: Hari Tanpa TV 2007

Close

 

Jangan Lupa

DAFTAR AGLOCO DI SINI!

Download Gratis!

FREE AGLOCO EBOOK di SINI!

July 09, 2007

Hari Tanpa TV 2007

Setahun yang lalu, gerakan yang sama digalang, juga di bulan Juli. Tahun ini, saya (dan juga Anda semua yang peduli terhadap masa depan anak-anak Indonesia) kembali mendapat ajakan untuk ikut menyukseskan gerakan HARI TANPA TV secara serentak pada tanggal 22 Juli 2007. Caranya adalah dengan tidak menonton/menyalakan TV sehari penuh pada tanggal tersebut. Semua ini demi kebaikan bersama. Hanya sehari kok!. Dijamin tidak akan membuat Anda menderita :-)


Berikut adalah email selengkapnya dari haritanpatv@kidia.org


Bila anda merasa prihatin dengan isi tayangan televisi saat ini, ayo ikut serta dalam gerakan HARI TANPA TV 2007 - Minggu 22 Juli 2007.

Berapa jam anak SD menonton televisi? Pada umumnya anak Indonesia menonton TV jauh lebih lama dibanding dengan jam belajar mereka di sekolah. Mereka menghabiskan sekitar 1.600 jam untuk menonton TV, dan hanya sekitar 740 jam untuk belajar di sekolah.

Perhitungan ini didasarkan pada hasil penelitian YPMA tahun 2006 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Jakarta-Bandung yang mendapati angka sekiar 30-35 jam seminggu, atau 4,5 jam dalam sehari sehingga dalam setahun mencapai kurang lebih 1.600 jam. Sementara jumlah hari sekolah yang hanya sekitar 185 hari dalam setahun dengan 5 jam perhari untuk kelas tinggi dan 3 jam untuk kelas rendah, menghasilkan angkat rata-rata anak belajar di sekolah dalam setahun hanya 740 jam.

Selain menonton televisi, anak-anak juga mengkonsumsi jenis media yang lain seperti video game, komik, internet, dan lain-lain sehingga total waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi media diperkirakan hampir 2.500 jam atau sekitar 7 jam dalam sehari.

Dari semua media yang diakses oleh anak-anak, televisi adalah media yang paling dominan dan paling berpengaruh. Contoh nyatanya adalah jatuhnya 2 anak korban meninggal dan puluhan lainnya luka dan cacat akibat menirukan adegan dalam tayangan TV Smackdown. Namun sayangnya dalam interaksi antara anak dengan televisi ini, ada beberapa kondisi yang sangat merugikan anak:

  • Pertama, belum terbentuk pola kebiasaan menonton TV yang sehat. Menonton TV yang sehat, setidaknya mencakup 2 hal yakni memperhatikan isi acara yang ditonton yang harus sesuai dengan usia anak, dan kapan waktu menonton serta lamanya menonton yang semestinya tidak lebih dari 2 jam sehari. Di sekolah, anak¬anak tidak mendapatkan Pendidikan Media atau 'Media Education' yang sangat penting bagi mereka dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi ddan informasi. Kebiasaan menonton televisi orangtua yang takut kehilangan episode sinetron, juga sangat mempengaruhi pola kebiasaan anak.

  • Kedua, isi acara TV yang kebanyakan tidak aman untuk anak. Pengelola televisi pada umumnya tidak memperhatikan kepentingan dan perlindungan terhadap kelompok pemirsa anak. Dalam kaitan ini, kondisi pertelevisian kita saat ini sangat memprihatinkan.

  • Ketiga, tidak adanya peraturan mengenai jam anak dan acara yang dapat ditayangkan oleh stasiun televisi pada saat anak biasa menonton TV (pagi - siang - sore hari).

Harus dilakukan upaya untuk menekan kondisi-kondisi yang merugikan anak tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun dan mengembangkan sikap kritis dalam mengkonsumsi siaran televisi, agar dampak negatif menonton televisi dapat ditekan serendah mungkin. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk menekan dan mempengaruhi industri penyiaran agar lebih memperhatikan isi tayangan dan pola penyiaran yang memperlihatkan adanya perlindungan terhadap anak.

Melalui kegiatan HARI TANPA TV ini, beberapa LSM, sekolah, individu dan berbagai unsur lainnya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat yang prihati dengan isi tayangan televisi yang tidak aman dan tidak sehat untuk anak-anak, menyatakan keprihatinan tersebut dengan cara mematikan televisi selama sehari, pada hari Minggu 22 Juli 2007. Pemilihan hari ini terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2007.

Tekanan yang paling efektif bagi industri televisi adalah dengan bersama-sama tidak menonton TV sama sekali, atau secara selektif tidak menonton acara tertentu dalam jangka waktu yang panjang.

Sampaikan dukungan anda melalui:

E-mail ke haritanpatv@kidia.org
SMS: 0813.1699.4405
Fax: 021-9246539

Website: http://www.kidia.org

Jakarta, 5 Juli 2007

Gerakan HARI TANPA TV 2007
B. Guntarto, Koordinator HTT
Ketua Yayasan Pengembangan Media Anak
021-70884101


Nah mumpung masih ada waktu, persiapkan diri Anda dan keluarga untuk menyambut Hari Tanpa TV. Siapkan kegiatan alternatif yang lebih sehat (piknik, aktivitas outdoor dll) - minimal untuk sehari itu saja. Syukur kalau untuk seterusnya kita bisa mengembangkan sikap lebih selektif dalam menonton televisi, terutama bagi anak-anak kita. Ayooo....!!!

Tags:, ,
Generated by bukamulut



Saatnya mendapatkan hak kita. Surfing dibayar. Referring temen juga dibayar. Daftar GRATIS! Di Agloco, nggak ada biaya tersembunyi. 100% GRATIS!!

2 Comments:

At 7/09/2007 04:47:00 pm, Blogger Unknown said...

iya, saya dukung kok. berhubung jarang banget nonton TV. :D

-IT-

 
At 7/17/2007 03:01:00 pm, Anonymous Anonymous said...

He..he.. apa pun lah, pokoknya dukung. NGomong-ngomong, PSSI main hari Minggu nggak ya?

 

Post a Comment

<< Home