Merdeka! (katanya)
Di atas kertas, hari ini (17 Agustus 2007) genap 62 tahun usia kemerdekaan Indonesia. Seperti biasa, bendera-bendera dikibarkan, rumah-rumah, kantor-kantor, dihias warna-warni yang didominasi merah-putih. Manusia Indonesia sejenak diajak untuk melupakan berbagai persoalan dan masalah yang ada di sekitarnya.
Ya, satu hari saja! Semua berpesta. Kesempatan besar buat mereka yang punya janji dan tanggung jawab menyejahterakan rakyatnya, untuk bernapas sejenak dan tak perlu menghadapi berbagai tuntutan yang memang harus 'mereka' penuhi. Sukur-sukur kalau para penuntut hak yang cerewet itu bisa lupa akan tuntutannya.
Kesempatan besar untuk meninabobokan orang-orang bawel itu dengan suguhan hiburan, hadiah panjat pinang, sumbangan untuk perayaan Agustusan dll. Semua diajak masturbasi massal dalam keriaan memanfaatkan momentum hari kemerdekaan ini. Semua dicekoki kenikmatan temporer yang semu. Lupakan, lupakan. Ayo lupakan masalahmu sejenak, atau kalau bisa selamanya! Inikah pengekangan kemerdekaan dengan kemasan semangat kemerdekaan?
Pertanyaan besar di kepalaku: siapa sesungguhnya yang merdeka? Bahkan mantan pejuang yang benar-benar berjuang dalam arti fisik saja, banyak yang masih terpenjara dalam kungkungan kemiskinan. Di usia senja mereka masih harus berkutat jadi kuli, tukang sapu, dengan sisa-sisa tenaga yang sudah tak seberapa lagi. Itukah arti merdeka buat mereka?
Ah, para penganggur itu juga masih belum merdeka. Dan celakanya, selalu mereka yang dipersalahkan dengan menuduhnya tidak kreatif, tidak punya jiwa wirausaha, terlalu tergantung dengan dengan pola cari kerja dll. Ya Tuhan, kurang kreatif? Tergantung? Apa tiap manusia harus sama bakat dan kepintarannya? Kalau semua jadi pengusaha, siapa yang mau beli?
Ah, risih juga. Di hari kemerdekaan malah cerewet, bawel!
Sssst, diem! Ini 17 Agustus. MERDEKA BUNG!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home